MANOKWARI – Doa bersama organisasi kemasyarakatan, Maluku Satu Rasa Salam Sarane (M1R SS) Manokwari Raya, Sabtu (20/10) malam bertujuan untuk pemulihan tanah Maluku, akibat gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu. Aksi yang dirangkai dengan penyalaan 1000 lilin itu, di pusatkan di tugu I.S Kijtne, tepatnya di Jl. Baru Esau Sesa.
Nampak masyarakat Maluku yang ada di Kota Manokwari, menggunakan pakaian berwarna hitam, di kolaborasi dengan lenso berwarna merah. Kegiatan di awali dengan ibadah bersama, dan di lanjutkan dengan penyalaan lilin induk oleh ketua M1R-SS Manokwari Raya, Roy Wattimury, dan diikuti oleh seluruh masyarakat Maluku yang ada dalam gelaran aksi tersebut.
Kegiatan tersebut di rangkai dengan beberapa tembang pujian rohani maupun tembang qasidah oleh pemuda Muslim Maluku.
Roy dalam arahannya mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini sebagai wujud kepedulian bagi masyarakat Maluku yang hingga kini masih berada di tenda-tenda pengungsian, akibat bencana gempa bumi yang terjadi.
Keberadaan organisasi ini bukan sebagai organisasi tandingan, melainkan wadah untuk merangkul dan memupuk rasa persaudaraan diantara seluruh masyarakat Maluku Islam dan Kristen, yang ada di kota Injil Manokwari.
“Kegiatan yang kita lakukan malam ini, untuk merajut kembali tali persaudaraan orang Maluku di Manokwari. Kami bukan organisasi tandingan, lebih dari itu kami hadir untuk menjadi baileo bagi masyarakat Maluku,” ujar Wattimury.
Lebih lanjut Roy menyebut, sebelumnya organisasi M1R Salam-Sarane Manokwari Raya, telah melakukan aksi kemanusiaan berupa penggalangan dana untuk membantu korban gempa bumi di Maluku. Dan hasil dari penggalangan dana, kata Roy, telah disalurkan kepada masyarakat Maluku di kota Ambon dan sekitarnya.
Dirinya pun menceritakan singkat kehadiran M1R Salam-Sarane Manokwari Raya, saat menyerahkan bantuan. Yang mana, tim dari M1R-SS sempat merasakan goncangan gempa yang terjadi di kota Ambon. Oleh karena itu, dengan terlaksananya kegiatan ini, menjadi motivasi bagi M1R Salam-Sarane untuk mengajak masyarkat Maluku di Manokwari, agar dapat peduli dengan situasi yang terjadi di Maluku.
“Waktu kita tiba di Ambon, kita juga rasa gempa 5,2 SKR. Puji Tuhan, kita sudah menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, untuk basudara gandong di Maluku dan sekitarnya. Sejak saat itu sampai sekarang, masih terbayang dalam pikiran, bagaimana kondisi saudara gandong di Ambon,” tutur Roy.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta gelaran aksi 1000 lilin dan doa bersama bagi pemulihan Maluku, melantungkan lagu “Gandong La Mari Gandong” sambil berjabat tangan satu dengan yang lain. (SM3)