SUARAMANDIRI, – Pakar Sistem Informasi Geografi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sandy Budi Wibowo menjawab kemungkinan Gunung Merapi yang disebut tidak akan meletus separah 2010.
Menurutnya, dibutuhkan waktu hingga 15 tahun agar Merapi bisa erupsi seperti saat 2010.
“Secara statistik dari historis letusan Merapi, setelah letusan besar dengan Volcanic Explosivity Index (VEI) 4 seperti tahun 2010, perlu waktu 15 tahun untuk kembali erupsi seperti biasa,” ujar dia pada Senin (13/3/2023).
Menurutnya, awan panas guguran alias wedus gembel yang menyembur dari Gunung Merapi Sabtu (11/3/2023) lalu memiliki magnitudo yang tidak sebanding dengan 2010.
“Jadi untuk bisa sebesar 2010 perlu suplai magma dan gas yang sebanding,” katanya.
Pada 26 Oktober 2010, Merapi meletus sehingga menyebabkan ratusan orang tewas termasuk juru kunci gunung tersebut, Mbah Marijan. Puluhan ribu orang juga harus mengungsi akibat letusan yang lebih besar daripada saat 1872 tersebut.
Kendati demikian, menurut Sandy, angka 15 tahun itu hanya hitung-hitungan statistik. Menurutnya, sulit jika memprediksi aktivitas gunung.
Sehingga disarankan untuk tetap mengacu kepada data pemantauan gunung api terkini yang memberikan laporan di kawasan Gunung Merapi.
“Untuk saat ini, selama kita mengikuti arahan terkait zonasi bahaya dari BPPTKG yang berdasarkan data pemantauan terkini, maka kita berada di daerah yang aman,” tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan Gunung Merapi tak akan meletus besar seperti pernah terjadi pada 2010.
Menurutnya, pola erupsi di gunung api aktif itu sudah mengalami perubahan dari sebelumnya.
“Enggak akan meletus seperti dulu,” kata Sultan di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, Sabtu (11/3/2023).
“Sudah berbeda wong sudah sepuluh tahun lebih. Biasanya kan empat tahun meletus,” katanya lagi.
Menurut dia awan panas guguran dari Merapi sejak Sabtu bermanfaat menambal lahan-lahan berlubang di sekitar gunung yang rusak akibat aktivitas tambang pasir.
Aktivitas vulkanik Merapi, kata dia, akan berhenti sendiri walau butuh waktu tidak sebentar.
Baca Juga: Warga Harus Jauhi Daerah Bahaya! Gunung Merapi Makin Kencang Lontarkan Guyuran Lava
“Yang penting ‘ngebaki’ (memenuhi) yang dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau lubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendiri. Memang itu perlu (waktu, red) lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang kan gitu,” kata dia.
Sultan meminta masyarakat tak perlu panik menghadapi awan panas guguran yang meluncur sampai maksimal empat kilometer.
“Sekarang memang harus keluar ya memang ‘nyembur’, tapi kan hanya satu kilometer, dua kilometer karena yang ditambang di sekitar situ,” ucapnya.(*)