Berlatih Hadapi Pra PON, Atlet Dayung Butuh Perhatian Pemprov Papua Barat

Atlet Dayung

MANOKWARI, – Atlet dayung Papua Barat telah berlatih untuk mengikuti Pra PON. Namun para atlet membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah.

Pelatih kepala atlet dayung Papua Barat, Yan Agus Rumbewas, mengatakan, saat ini atlet tetap latihan perawatan fisik dan teknik. Latihan dilakukan secara kontinyu sesuai dengan program yang sudah diprogramkan oleh tim dayung Papua Barat.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, pada Pra PON nanti Papua Barat akan turun bertanding di 32 nomor dari total 45 nomor yang diperlombakan. Namun pihaknya masih melihat kesiapan atlet dan dukungan pemerintah daerah.

“Dalam hal ini apakah atlet yang selama ini kita persiapkan bisa berangkat semua atau tidak. Itu yang pertama. Yang kedua, apakah atlet ini kondisinya siap untuk loloskan nomor atau tidak,” katanya.

Dia berharap dari 32 nomor yang akan diikuti semuanya bisa lolos untuk mengikuti PON. Sebab dayung adalah oalhraga yang sesuai dengan karakter anak-anak Papua.

“Ini bukan olahraga yang masuk dari luar, sehingga kita adaptasinya susah. Tidak ada perahu yang mereka pakai untuk latihan, batang kayu, kulit penyu pun mereka pakai dayung. Itu artinya bahwa mereka sudah sangat siap untuk bermain. Hanya saja latihan yang belum terfokus,” katanya.

Menurutnya, atlet belum fokus berlatih karena mengalami sejumlah kendala. Di antaranya mengenai transportasi ke lokasi latihan dan suplemen. Sebab setiap hari kalori yang dikeluarkan oleh atlet tidak sebanding dengan kalori yang masuk.

“Seorang atlet dayung untuk melaksanakan latihan satu hari membutuhkan sekitar 6000 kalori. Sedangkan anak-anak ini hanya mampu, kalau makan di rumah mereka datang ini mungkin sekitar 1500 sampai 2000 kalori saja yang masuk. Artinya mungkin untuk meloloskan nomor kita berusaha, tapi untuk maksimal lebih dari itu agak susah, agak berat. Kita berharap ini olahraga karakter orang Papua, ini jati dirinya kita sebenarnya. Kenapa kita tidak perhatikan mereka. Jangan kita bicara 30 medali, kita didukung fokus untuk 10 medali emas saja tetap bisa,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, meski bersusah payah berlatih, jika tidak ada keseimbangan antara kalori yang keluar dan masuk, maka percuma.

“Satu hari biar kita latihan 100 kali juga kalau yang masuk dan keluar tidak seimbang percuma. Kalau satu hari kita tidak mesti tuntut harus 6000 kalori, kita bisa dapat 4000 sampai 5.000 saja sudah puji Tuhan. Artinya anak-anak bisa semangat latihan, mereka latihan maksimal. Namun tenaga yang keluar itu tidak imbang dengan yang masuk percuma juga. Kita latihan banyak-banyak juga percuma. Jadi selama ini kita hanya pelihara saja sambil tunggu waktu pelaksanaan nanti,” imbuhnya.

Dia mengatakan, Pra PON dayung akan dilaksanakan di dua tempat yakni Karawang (Jawa Barat), dan Ancol (Jakarta). Di tengah keterbatasan, dia berharap para atlet tetap tampil maksimal pada Pra PON.

“Kita juga sangat-sangat optimis bahwa kalau kita turun di 32 nomor, 32 nomor itu harus lolos. Kita turun 20 nomor, 20 Nomor itu lolos. Jadi berapa nomor yang kita turun itu tidak ada bilang tidak lolos. Kita harus loloskan. Karena itu sudah menjadi tradisi dayung selama kita jalan,” katanya.

Namun untuk mencapai hasil maksimal, menurut dia, tergantung dukungan semua pihak. Diharapkan adanya doa restu dari masyarakat untuk mendukung para atlet agar tetap sehat. Pemerintah pun diharapkan dalam waktu dekat bisa melihat kebutuhan para atlet.

“Kita tidak butuh alat baru. Kita hanya butuh dukungan suplemen makan dan tempat tinggal. Ini ada yang dari Fanindi ke BLK latihan, ada yang dari Amban, ada dari Arowi, ada dari Wosi, ada dari Rendani, ini sangat disayangkan mereka dari rumah jalan kaki, atau pagi itu jogging, pulang selesai latihan jalan sampai di rumah lagi. Mau latihan sore lagi sudah tidak memungkinkan,” ungkapnya.

Karena itu, sekali lagi dia berharap ada perhatian dari pihak terkait baik KONI maupun Dispora Papua Barat. Sebab atlet dayung Papua Barat semuanya adalah anak-anak asli Papua.

“100 persen anak-anak negeri ini, anak-anak Papua, tidak ada pendatang, semua anak-anak Papua, dari atlet, pelatih sampai semuanya. Jadi kita mohon doa restu dari masyarakat sekaligus harapan bantuan atau perhatian khusus dari pemerintah daerah,” pungkasnya. (SM7)

Pos terkait