MANOKWARI – Ruang Bersalin RSUD Manokwari untuk sementara ditutup. Penutupan sementara selama 14 hari dilakukan karena sebelumnya dipakai untuk merawat pasien positif COVID-19. Penutupan berlaku mulai 10 Mei 2020.
Plh Bupati Manokwari, Edi Budoyo, mengatakan, penutupan dilakukan karena beberapa waktu lalu dipakai untuk merawat pasien COVID-19. Hanya saja pasien itu tidak berterus terang jika baru pulang bepergian dari daerah zona merah.
“Ternyata setelah dicek swab-nya positif COVID-19,” ujar Budoyo kepada wartawan usai meninjau lokasi yang disiapkan untuk memakamkan pasien positif COVID-19 yang meninggal di Kelurahan Andai, Jumat (8/5/2020).
Menurut Budoyo, karena pasien tersebut tidak terus terang, sehingga para tenaga medis yang menanganinya bersentuhan langsung.
“Oleh karena itu, untuk sementara ditutup selama 14 hari, para tenaga kesehatan yang menangani pasien itu juga diisolasi, dikarantina selama 14 hari. Sambil ruang bersalin disempot disinfektan,” jelasnya.
Sebelum dibawa ke RSUD, sesuai informasi pasien tersebut sempat dirawat di salah satu puskesmas di daerah Warpramasi. Oleh karena itu, menurut Budoyo, kemungkinan petugas kesehatan di puskesmas tersebut juga sudah diisolasi.
Diakuinya, sebelum mengambil langkah menutup ruang bersalin, ada surat dari RSUD meminta dilakukan penutupan, sehingga dirinya mengabulkan pemintaan itu.
“Saya prinsipnya setuju karena untuk karantina petugas kesehatan dan ruangannya. Jangan sampai kita tidak karantina nanti kecolongan,” sebutnya.
Menurutnya, pelayanan di ruangan lain tetap berjalan karena tetap menerapkan social distancing. Penutupan hanya untuk ruang bersalin.
Selama penutupan, lanjut Budoyo, masyarakat yang membutuhkan pelayanan persalinan bisa memanfaatkan rumah sakit lain, seperti RSAL, RSAD, dan Rumah Sakit Bhayangkara.
Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Manokwari, Aljabar Makatita, mengatakan, dari 20 petugas kesehatan yang bertugas di ruangan itu, tiga di antaranya positif sesuai rapid test.
“Dari 20 petugas itu, ada yang mau diisolasi, ada yang mau karantina mandiri,” tukasnya. (SM7)