Manokwari – Maskapai penerbangan Pelita Air dan TransNusa berpeluang beroperasi di Manokwari. Hal itu telah diungkapkan oleh Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah IX Manokwari, baru-baru ini.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengatakan kemungkinan beroperasinya dua maskapai itu di Manokwari berdasarkan hasil pembicaraan dan dorongan pemerintah daerah baik Pemkab Manokwari maupun Pemprov Papua Barat. Sebab semua jasa penerbangan yang ada tidak hanya diartikan dalam konteks bisnis atau komersial belaka tetapi juga berbicara tentang pelayanan negara kepada seluruh masyarakat Indonesia.
“Dan masyarakat yang hari ini tinggal di Papua Barat dan di provinsi-provinsi lain adalah bagian dari masyarakat negara. Karena itu, tidak melihat soal kepentingan bisnis semata-mata, untung rugi semata-mata tapi sejauh mana negara bisa memberikan perhatian yang adil, merata, dan setara kepada seluruh rakyat Indonesia. Kalau ada satu rakyat di satu daerah yang tidak mendapatkan pelayanan, maka tentu berbicara tentang citra negara. Jadi inilah yang kita perjuangkan,” ungkap Hermus, Senin (8/4/2024).
Di samping itu, menurut Hermus, sebagai ibukota provinsi, Manokwari tidak boleh kalah dengan ibukota-ibukota provinsi lainnya. Untuk itu, kalau bisa jasa penerbangan juga ikut memberikan pelayanan.
“Soal permintaan penumpang yang kurang dan lain sebagainya, saya pikir ini hal teknis yang bisa kita bicarakan. Pemerintah daerah pasti punya solusi pada semua maskapai penerbangan yang beroperasi di Manokwari,” katanya.
Hermus pun berharap tujuh kabupaten yang ada di provinsi Papua Barat perlu saling mendukung untuk terwujudnya pelayanan penerbangan yang terjangkau dengan menjadikan Manokwari sebagai pintu masuk dan keluar Papua Barat.
“Ya Fakfak, Kaimana, saya berharap jangan melakukan penerbangan sendiri langsung keluar melewati provinsi lain tapi kalau bisa ayo lewat Manokwari. Demikian juga Bintuni dan Teluk Wondama, Mansel, dan Pegaf, mari kita semua lewat Manokwari. Kalaupun mau terbang keluar, semua lewat ibukota provinsi, sehingga penumpang dalam daerah kita tingkatkan kuantitasnya terlebih dahulu. Dengan demikian, seat dalam penerbangan kita bisa terpenuhi. Kalau terpenuhi, maka sustainability atau keberlanjutan penerbangan pasti akan berlangsung dengan baik. Kita juga berharap perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah kita juga kalau bisa mereka pun, penumpang-penumpangnya didrop melalui Manokwari,” katanya.
Pemkab Manokwari pun, lanjut Hermus, akan terus meningkatkan kapasitas Manokwari sebagai ibukota provinsi. Pemkab Manokwari akan meningkatkan kapasitas infrastruktur, perbaikan Bandara Rendani, meningkatkan industri jasa layanan perhotelan, produk UMKM, termasuk kebijakan pengelolaan destinasi pariwisata sebagai faktor pendorong yang kuat untuk menyuplai penumpang yang jauh lebih besar.
“Tentu ini bukan kerja sederhana yang dikerjakan oleh satu dua orang tapi semua orang. Pemerintah daerah antar-level, provinsi dan kabupaten harus bisa bekerja sama, swasta dan masyarakat juga harus bisa bekerja sama dengan baik baru kita bisa menghasilkan sebuah kemajuan bersama. Dengan demikian, hambatan-hambatan atau kendala-kendala seperti yang beberapa waktu terakhir ini kita hadapi seperti kurang penerbangan, cari tiket susah, dan lain sebagainya ini bisa kita atasi,” pungkas Hermus. (SM7)