Waisai, Raja Ampat – Di tengah pesona alam Raja Ampat yang mendunia, sekelompok anak muda di Kampung Saonek, Distrik Waigeo Selatan, menghadirkan langkah nyata untuk menjaga lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi. Mereka menamakan diri EcoForge Raja Ampat, komunitas yang sejak 2019 konsisten mengolah sampah plastik dan organik menjadi produk bernilai guna.
Mengusung slogan ‘Membentuk Masa Depan dari Sampah’, EcoForge tak sekadar berbicara soal daur ulang, melainkan juga tentang harapan. Produk hasil olahan EcoForge beragam, mulai dari paving block, ubin, hingga aksesoris berbahan plastik daur ulang. Sementara sampah organik dimanfaatkan menjadi pupuk alami yang menyuburkan tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan. Dengan begitu, sampah yang tadinya dianggap masalah justru berubah menjadi peluang usaha dan tambahan penghasilan masyarakat.
“Kami percaya, setiap sampah punya potensi untuk menjadi sumber daya,” ungkap Sahib Sangadji, salah satu penggagas komunitas ini.
Nama EcoForge sendiri memiliki makna filosofis. Eco melambangkan komitmen menjaga ekologi dan kelestarian Raja Ampat, sedangkan Forge menggambarkan semangat menempa sesuatu yang bernilai melalui kerja keras, ketekunan, dan inovasi. Filosofi ini sejalan dengan tujuan besar komunitas; Menghadirkan masa depan yang bersih, hijau, dan sejahtera.
Lebih jauh, EcoForge membawa visi besar, yakni menjadikan Raja Ampat sebagai contoh wilayah kepulauan yang berhasil membentuk ekonomi sirkular. Di mana limbah bukan lagi masalah, melainkan sumber manfaat. Dengan kerja sama, kreativitas, dan kepedulian, mereka percaya alam Raja Ampat dapat tetap lestari untuk generasi mendatang. (SM14)