Gagas Program Intervensi Penurunan Stunting, Roma Waterpauw Apresiasi TP PKK Kabupaten Manokwari

Intervensi

MANOKWARI, – Masalah stunting pada dasarnya juga merupakan masalah yang mengancam kesejahteraan keluarga di Indonesia. Kondisi ini menunjukkan bahwa permasalahan stunting dapat dikategorikan sebagai isu utama dalam pelaksanaan gerakan PKK.

“Untuk itu, penanganan isu stunting menjadi program unggulan dan prioritas yang harus dilaksanakan oleh TP PKK di semua jenjang termasuk TP PKK Papua Barat beserta tujuh kabupaten yang ada,” tegas Ketua TP PKK Papua Barat, Roma Waterpauw, pada pencanangan kebijakan intervensi percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Manokwari, Jumat (2/6/2023).

Bacaan Lainnya

TP PKK Papua Barat, lanjut Roma Waterpauw, menyambut baik program PKK Kabupaten Manokwari melalui pencanangan kebijakan intervensi penanganan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Manokwari yang arahnya untuk menekan angka stunting.

“Terima kasih kepada Ibu Ketua TP PKK Kabupaten Manokwari beserta penggurus atas implementasi dan pencapaian 10 program pokok PKK tahun 2023 pada semester I ini. Harapan kami, upaya lain dalam penekanan stunting juga dapat dilakukan melalui penyadaran kepada anak remaja tentang risiko atau bahaya dari pernikahan dini,” ujarnya.

Sebab, menurut dia, menikah dini dengan ketidaksiapan mental, spiritual, dan ketidaksiapan ekonomi sangat besar mendorong terjadinya stunting.

Ketua TP PKK Kabupaten Manokwari, Febelina Indou, menyampaikan berlatar belakang tingginya angka stunting dan program pemerintah dari pusat sampai daerah untuk menekan angka stunting, TP PKK Kabupaten Manokwari melalui Puskesmas Sowi IV melaksanakan pilot project peduli stunting di Kelurahan Sowi, Distrik Manokwari selatan pada 18 Oktober 2022. Kegiatan itu dimulai dengan mengintervensi 30 anak yang terindikasi stunting.

“Penanganan dilakukan dengan memberikan asupan makanan bergizi setiap hari yang dimasak dan diantar langsung oleh para kader kepada 30 anak tersebut. Hasilnya pada pengukuran kembali setelah penanganan satu bulan jumlah tersebut berkurang menjadi 20 anak, dan pada satu bulan berikutnya jumlah ini turun menjadi 10 anak, dan pada bulan terakhir tersisa satu anak, yang karena komplikasi dalam penanganan. Pilot project ini berhasil dan akhirnya menjadi role model pelaksanaan kegiatan saat ini yang diadopsi dan diterapkan kepada 15 Puskesmas dalam pencegahan stunting di Kabupaten Manokwari,” papar Febelina.

Pencanangan kebijakan intervensi percepatan penurunan stunting, kata Febelina, bertujuan mengintervensi dan mengawal langsung pelaksanaan penanganan stunting kepada anak-anak yang terindikasi stunting atau wasting di Kabupaten Manokwari.

“Kegiatan pencanangan diawali dengan memberikan bantuan dana operasional dan perlengkapan masak untuk penanganan stunting di wilayah 15 puskesmas yang tersebar di Kabupaten Manokwari,” katanya.

Baca Juga: Gubernur Waterpauw dan Bupati Hermus Canangkan Kebijakan Intervensi Penurunan Stunting di Manokwari

Total dana yang diserahkan ke 15 Puskesmas tersebut berjumlah Rp434,7 juta. Dana tersebut, kata Febelina, diberikan secara bertahap per dua minggu pelaksanaan kegiatan untuk pemberian makanan bergizi kepada anak stunting setiap hari selama tiga bulan serta operasional pendampingan dan monitoring kepada kepala Puskesmas, tenaga pelaksana gizi (TPG), serta kader Posyandu dan kader PKK yang bertugas menyiapkan menu dan memastikan menu tersebut sampai pada sasaran.

Untuk diketahui, jumlah anak stunting di Kabupaten Manokwari yang akan diintervensi melalui program tersebut sebanyak 135 anak. Rinciannya di wilayah Puskesmas Sidey sebanyak 7 anak, Puskesmas Mobja 15 anak, Masni 5 anak, Puskesmas Macuan 11 anak, Prafi 15 anak, Warmare 10 anak, dan Tanah Rubuh 9 anak. Selanjutnya di wilayah kerja Puskesmas Maripi sebanyak 6 anak, Puskesmas Sowi 9 anak, Wosi 10 anak, Sanggeng 8 anak, Amban 12 anak, Pasir Putih 8 anak, Puskesmas Mansinam 5 anak, dan wilayah kerja Puskesmas Nuni 5 anak.

Jumlah tersebut mengalami penurunan dari sebelumnya sebanyak 145 anak. Penurunan itu setelah dilakukan pengukuran ulang oleh tenaga ahli gizi Puskesmas.

Pada pencanangan tersebut, juga diserahkan bantuan dana, peralatan masak, bantuan sembako kepada keluarga dengan anak stunting, dan pemberian makanan tambahan bergizi kepada perwakilan anak stunting. (SM7)

Pos terkait