SUARAMANDIRI, – Pertanyaan singkat mengawali khotbah Katolik misa Minggu 18 Juni 2023 hari ini adalah Seberapa pedulinya kamu pada sesamamu?
Perikop bacaan suci khotbah Katolik misa hari ini mengajak kita semua untuk selalu, menaruh belas kasihan kepada sesama, mengajak kita untuk tak jemu-jemu untuk berdoa memohon doa kepada sang Pencipta, dan menjadi pelayan Tuhan.
Pesan penting untuk kita melalui seruan khotbah Katolik hari ini adalah mengingatkan kita untuk selalu peduli dengan sesama manusia.
Sebuah tantangan dari Yesus bagi kita umat beriman untuk mengasihi sesama, peduli dengan sesama, dan siap untuk selalu menaruh belas kasihan kepada sesama.
Lantas apakah kita lebih menaruh sikap masa bodoh atau selalu memberikan perhatian bagi sesama yang membutuhkan pertolongan?
Awal kisah bacaan Injil hari ini, Yesus menunjukkan sikap yang dilukiskan oleh Matius.
Di mana, Yesus digambarkan dengan sikap belas kasih melihat orang yang terlantar, sakit, dan menderita.
Refleksi penting bagi kita umat beriman hari ini dari sabda Yesus hari ini adalah:
Pertama, sudah seberapa banyak Berkat yang telah kamu terima dari BapaKu?
Kedua, sudah ada berapa banyak waktumu untuk orang lain?
Ketiga, sudah seberapa pedulinya kamu pada sesamamu yang sedang butuh bantuan?
Melalui sabda Yesus juga hari ini, kita semua diajak untuk tidak jemu menyampaikan doa dan memohon kepada Tuhan.
Kita diajak untuk selalu berdoa kepada Empunya tuaian, agar mengirim pekerja untuk tuaian itu.
“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”, pinta-Nya.
Hari ini, bisa saja kita akan kekurangan Imam untuk menjadi pewarta kabar sukacita Injil Yesus.
Kita berterima kasih kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan putra mereka untuk menjadi imam.
Oleh karena itu, sebagai kaum awam kita pun dipanggil untuk menjadi pewarta kabar Injil keselamatan.
Demikian khotbah Katolik misa Minggu 18 Juni 2023, mari kita menaruh belas kasihan kepada sesama bukan hanya sebatas kata-kata, melainkan mewujudnyatakannya dalam kehidupan kita.(*)
