MANOKWARI – Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengecam pembantaian terhadap empat warga sipil yang merupakan pekerja ruas jalan Kabupaten Teluk Bintuni-Maybrat baru-baru ini. Bupati Hermus berharap aparat TNI/Polri memburu dan menangkap para pelaku dan menghukum mereka setimpal dengan perbuatan mereka.
Hal itu dikatakan Bupati Hermus Indou dalam pernyataan sikap di kantor Bupati Manokwari, Senin (03/10/2022).
“Sehubungan dengan peristiwa pembunuhan yang sangat biadab dan tidak manusiawi yang menewaskan empat warga sipil di perbatasan Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Maybrat, maka izinkan saya sebagai Bupati Manokwari atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Manokwari untuk menyatakan sikap dan rasa keprhatinan kami atas kejadian tersebut.
Pertama, Hermus menyampaikan rasa prihatin dan dukacita yang sangat mendalam kepada keluarga korban atas meninggalnya empat orang warga sipil yang terbunuh oleh sekelompok orang bersenjata yang tidak dikenal di perbatasan Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Maybrat pada beberapa waktu lalu.
“Doa kami kiranya Tuhan senantiasa memberikan pengiburan, kekuatan, serta serta ketabahan kepada keluarga korban untuk meneima kejadian ini secara ikhlas,” ujarnya.
Kedua, Hermus dengan tegas mengecam dan mengutuk setiap tindakan yang sangat tidak manusiawi dan sangat biadab yang telah melanggar HAM dan menewaskan empat warga sipil di perbatasan Teluk Bintuni dan Maybrat.
“Ketiga, kami mendesak pihak TNI/Polri khususnya Pangdam XVIII/Kasuari dan Kapolda Papua Barat untuk tidak hanya mengevakuasi dan mengirim jenazah keempat korban sampai ke tempat tujuan tetapi kami sangat berharap TNI/Polri sebagai perangkat negara harus mampu untuk melindungi dan menyelamatkan setiap nyawa warga negara Indonesia yang berdiam dan membangun kehidupan di Tanah Papua,” katanya.
Untuk itu, Hermus berharap agar TNI/Polri segera memburu dan melakukan pengejaraan serta penangkapan terhadap seluruh pelaku yang telah melakukan kejahatan pembunuhan yang menewaskan empat warga sipil serta memproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku serta menjatuhkan hukuman yang seberat-beratnya setimpal dengan perbuatan mereka.
“Keempat, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Manokwari untuk tetap waspada dan bersama-sama dengan anggota TNI/Polri untuk secara bersama-sama melakukan deteksi dini terhadap semua orang yang tidak dikenal, yang hendak masuk dan menyusup di daerah atau wilayah adat kita dengan tujuan tertentu yaitu ingin mempropaganda atau memprovokasi dengan ideologi lain di luar ideologi Pancasila dan NKRI dan hendak menciptakan huru-hara dan menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Manokwari yang terancam tidak stabil. Kami berharap agar mari kita bersatu untuk melawan semua kelompok masyarakat yang hendak melawan negara ini dan menciptakan kerawanan sosial bagi kehidupan kita di Kabupaten Manokwari,” katanya.
Kelima, Hermus mengimbau kepada TNI/Polri dalam melaksanakan tugas menjaga kamtibmas dan pengamanan kedaulatan negara supaya tidak menganggap remeh dan berjalan tanpa membawa senjata karena tentara dan polisi identik dengan senjata. Bertugas tanpa membawa senjata, menurut Hermus, adalah kkerugian besar.
Hermus mengatakan, TNI/Polri harus belajar dari pengalanan sebelum-sebelumnya di mana banyak anggota TNI/Polri yang meninggal begitu saja “dihantam” oleh orang-orang yang tidak dikenal.
Bagi Hermus, anggota TNI/Polri yang mati juga manusia dan punya keluarga. Oleh karena itu, jika mereka meninggal dalam tugas tanpa diperlengkapi dengan kelengkapan-kelengkapan TNI/Polri yang cukup untuk melindungi diri sendiri, maka itu adalah kelalaian.
“Karena itu, mari kita jaga wiilayah kita semua dengan aman dan damai dan mari kita waspada terhadap setiap orang yang hendak masuk menyusup di daerah kita dengan tujuan yang tidak jelas, ingin mengancam kedaulatan NKRI,” pungkas Hermus. (SM7)