MANOKWARI – Kripik sukun dan krans bunga merupakan produk yang peluang pasarnya cukup baik di Manokwari. Oleh karena itu, para peserta pelatihan pembuatan kripik sukun dan krans bunga diharapkan mengikuti pelatihan secara serius agar ilmu yang diperoleh dapat diterapkan dengan baik dalam dunia usaha.
Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo, mengatakan kripik singgong merupakan salah satu kudapan yang diminati berbagai kalangan. Karena itu, dia menyampaikan terima kasih kepada PLN UP3 Manokwari yang sudah memfasilitasi pelatihan pembuatan kripik sukun bagi mama-mama Papua di Sanggeng.
“Melihat permintaan pasar akan makanan ringan saat ini dianggap baik oleh pemerintah untuk semakin mengembangkan peluang usaha tersebut. Krans bunga pasarannya juga cukup bagus di Manokwari. Bahkan kadang pada momen-momen tertentu kita cari krans bunga juga susah. Oleh karena itu, kalau pelatihan ini hasilnya bagus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat terutama penyintas lem Aibon,” ujaar Budoyo Ketika membuka kegiatan pelatihan tersebut di gedung serbaguna Gereja Sion Sanggeng, Senin (01/11/2021).
Dikatakan Budoyo, permintaan krans bunga dan kripik sukun di Manokwari tinggi. Melihat potensi pasar tersebut, penting memberikan pelatihan untuk peningkatan SDM khususnya mama-mmama Papua dan anak-anak milenial Papua untuk bisa menggali potensi yang dimilikinya.
“Karena itu, harapan saya kepada peserta yang mengikuti pelatihan ini dapat mengikutinya dengan serius, sehingga ilmu yang diperoleh dapat diterapkan dengan baik dalam dunia usaha ini. Pentingnya pelatihan pembuatan kripik sukun dan krans bunga secara terpadu diharapkan mampu mewujudkan Manokwari yang religius, berbudaya, berbudaya, berdaya saing, mandiri, dan sejahtera. Dengan pelatihan ini sudah semestinya memberikan manfaat dan menyentuh langsung masyarakat terutama untuk masyarakat Sanggeng,” tukasnya.
Manajer PT PLN (Persero) UP3 Manokwari, Roberth Rumsaur, mengatakan sesuai survei tim dari PLN UP3 Manokwari di Sanggeng ada potensi. Salah satunya sukun yang dikelola secara mandiri oleh ibu-ibu Papua.
“Ini kami lihat dan kami perlu kami bantu,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Rumsaur, diketahui ada pembinaan terhadap anak-anak eks pengguna lem Aibon yang perlu supporting dari pemertintah lewat PLN. Dengan demikian, akan membantu membantu mereka, sehingga ada aktivitas atau kesibukan positif yang bisa memberikan nilai tambah bagi individu maupun komunitasnya.
“Oleh karena itu, kami jajaki dengan pengelola dan penanggung jawab, sehingga hari ini kami bisa melaksanakan pelatihan bagi kedua komunitas ini yaitu ibu-ibu Papua untuk pembuatan kripik sukun dan eks Aibon untuk pembuatan krans bunga,” pungkasnya.
Plt Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Kabupaten Manokwari, Harjanto Ombersapu, mengatakan pelatihan diikuti oleh 30 orang, antara lain 20 peserta untuk pelatihan pembuatan kripik sukun dan 10 peserta untuk pembuatan krans bunga.
“Pelatihan ini akan berlangsung selama empat hari, yaitu Senin dan Selasa untuk pembuatan kripik sukun serta Kamis dan Jumat untuk pembuatan krans bunga,” tukasnya.
Pada kesempatan itu, diserahkan bantuan dari PLN kepada mama-mama peserta pelatihan pembuatan kripik sukun dan krans bunga. Hadir pada kesempatan itu juga hadir juga anggota DPRD Manokwari, Suriyati Faisal yang mewakili Ketua DPRD Manokwari serta jajaran Dinas Perindagkop dan UMKM Manokwari serta PLN UP3 Manokwari. (SM7)