Ratusan Massa Kembali Melakukan Demo di Amban, Meminta Bertemu Gubernur

Negosiasi yang dilakukan perwakilan massa dengan Kapolres Manokwari. (Foto:SM3)

MANOKWARI – Ratusan massa kembali menggelar aksi demo di Jl. Gunung Salju Amban, Manokwari, Jumat (6/9) pukul 09.15 WIT.

Tuntutan massa masih seperti aksi demo sebelumnya, yakni meminta pemerintah daerah segera menindaklanjuti aspirasi yang diserahkan pada tanggal 19 Agustus lalu.

Bacaan Lainnya

Stop intimidasi dan menindak tegas rasisme, juga di serukan para pendemo, sembari meneriaki “Papua Merdeka”.

Massa yang hendak melakukan longmarch menuju lapangan Borarsi Manokwari, terpaksa dihadang ratusan personil aparat Kepolisian dan TNI, guna mengantisipasi hal-hal anarkis yang terjadi nanti

Melihat padatnya barisan TNI Polri, perwakilan massa aksi lalu melakukan negosiasi dengan Kapolres Manokwari, guna memberi kesempatan untuk para pendemo melakukan longmarch.

Perwakilan massa aksi juga meminta Gubernur Papua Barat untuk hadir dan menyampaikan hasil tindaklanjut aspirasi mereka pada 19 Agustus lalu.

Meski begitu, perwakilan massa aksi berjanji tidak akan ada tindakan anarkis yang di lakukan oleh para pendemo.

“Kami minta ijin dari bapak-bapak semua, supaya kasih jalan untuk kami sampaikan aspirasi, bila perlu bapak dorang kawal kami. Karena aspirasi kami yang lalu belum di jawab oleh Gubernur,” ujar Yunus Aliknoe perwakilan negosiasi.

Namun lagi-lagi, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil, mengingat aksi yang di lakukan tidak memiliki ijin keramaian dan tidak memuat maksud dan tujuan dari aksi tersebut. Tidak hanya itu, dalam edaran yang di terima pihak Kepolisian, rupanya tidak memiliki koordinator aksi.

Kapolres Manokwari, lalu menyarankan massa aksi untuk membubarkan diri dengan tertib.

Baca Juga:  Pengumuman Tentang Hasil Seleksi Calon Relawan Demokrasi Pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Manokwari Tahun 2020

“Kami menghimbau kepada saudara yang di depan saya, agar aksi yang di lakukan tidak sesuai dengan Undang-undang. Karena surat yang kalian sampaikan tidak ada penanggung jawab koordinator, tidak ada tujuan penyampaian aspirasi, yang bertolak belakang dengan ideologi NKRI,” ujar AKBP. Adam Erwindi, melalui speaker Mobile Sound Sistem Pengurai Masa (Raisa).

Beberapa kali terdengar lantunan lagu “Papua Bukan Merah Putih, Tetapi Papua Adalah Bintang Kejora”, yang dikumandangkan ratusan pendemo.

Dari pantauan, selama aksi berlangsung terjadi 6 kali negosiasi dan 2 kali peringatan dari Kapolres Manokwari.

Massa aksi baru membubarkan diri sekitar pukul 12.49 WIT, secara tertib setelah dilakukannya doa bersama yang di pimpin oleh Pdt. Musa Opur. (SM3)

Pos terkait