MANOKWARI – Pemkab Manokwari akan membangun jalan yang menghubungkan Transito Wosi dengan Soribo melalui RT 02/RW 17 Kelurahan Wosi. Untuk itu, pada Sabtu (21/05/2022), Bupati Manokwari, Hermus Indou, bertemu sejumlah warta RT 02/RW 17 Kelurahan Wosi yang akan terkena dampak pembangunan tersebut.
Kepada warga, Bupati Hermus mengatakan bahwa pembangunan jalan penting karena beberapa kejadian di Manokwari seperti musibah kebakaran sering tidak tertangani karena tidak ada akses jalan masuk. Dengan demikian, mobil pemadam kebakaran (damkar) tidak bisa memberikan pertolongan.
“Jadi bagaimana mendapat pertolongan kalau ada kebakaran. Karena itu, diharapkan di setiap permukiman ada jalan yang memadai. Selain untuk aktivitas ekonomi, jalan itu juga menolong kalau ada bencana untuk jalur evakuasi tapi juga dapat penanganan dari luar. Oleh karenanya, jalan lingkungan dan jalan utama di Manokwari perlu diperhatikan untuk dibangun,” jelasnya.
Tahun ini, kata Hermus, selain jalan utama seperti ruas jalan dari Sinar Suri hingga Maruni akan ditingkatkan, pembangunan Bandara Rendani, dan pembangunan jalan lingkar Teluk Wosi, jalan lingkungan juga akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Khusus di wilayah RT ini, jalan yang mau dibangun ada beberapa. Ada rencana jalan masuk Transito dibuka lebar suppaya memadai untuk semua masyarakat. kita juga siapkan untuk menghubungkannya dengan Soribo. Kita akan lihat beberapa ruas jalan yang dibangun. Pertama adalah di Lembah Hijau, yang dari depan rumah anggota DPR Papua Barat, Xaverius Kameubun, itu sudah eksisting dan tinggal diaspal. Satu lagi adalah di Jalan Gunung Jati ini. Ada rencana untuk membebaskan rumah di sebelah kanan,” bebernya.
Hermus meminta agar lurah, ketua RW dan RT mendukung program tersebut agar pembangunan jalan itu berjalan baik dan lancar.
Ketua RT 02/RW 17 Kelurahan Wosi, Mina Kobusibaba, mengatakan bahwa warga di RT-nya bangga dan bersyukur Bupati Hermus bisa turun langsung ke tempat itu. Terkait rencana pembangunan jalan melalui wilayahnya, menurut Mina, sejumlah warga yang terkena dampak ada yang keberatan dan ada yang pasrah. Namun intinya warga mendukung pembangunan jalan tersebut. Warga yang keberatan karena sudah tidak ada tempat lagi untuk membangun rumah jika rumah yang ditempati saat ini dibongkar untuk pembangunan jalan.
Dalam dialog, warga menyatakan merelakan rumah dibongkar dan tanahnya dipakai untuk pembangunan jalan. Namun warga berharap pemerintah daerah membangun rumah untuk mengganti rumah mereka yang terkena dampak.
Menanggapi itu, Bupati Hermus menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat ingin Manokwari dari hari ke hari semakin maju dan berkembang dan menjadi kota yang bebas dari masalah social dan Kawasan kumuh. Dengan demikian, Manokwari bermanfaat untuk seluruh masyarakat.
“Untuk membangun Manokwari menjadi baik, harus ada yang dikorbankan. Yang lama dan tidak cocok perlu dihilangkan dan diganti dengan yang baru, yang diharapkan bermanfaatkan dan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.
Menurut Hermus, pembangunan yang dilakukan juga tidak boleh mengorbankan masyarakat. Masyarakat yang terkena dampak, wajib hukumnya bagai pemerintah untuk memberikan ganti rugi.
“Bahkan sekarang bukan ganti rugi lagi tapi ganti utung. Jadi kalau ada yang khawatir bahwa kalau gusur pemerintah daerah tidak ganti rugi, saya sampaikan bahwa semua rencana pembangunan ini yang kena dampak kita akan ganti rufi,” tegasnya.
Untuk itu, tambah Hermus, pemerintah daerah akan menurunkan tim untuk menghitung rumah dan tanah warga yang terkena dampak. Setelah itu tim akan menilai harga rumah dan tanah tersebut. Setelah ditetapkan diganti rugi, baru akan dilakukan penggusuran.
“Jadi kalau sudah bayar dulu baru digusur. Kalau belum bayar belum bisa,” tandasnya.
Mendengar penjelasan Bupati Hermus, warga pun sepakat mendukung pembangunan jalan tersebut. (SM7)