Saudara Terpisah 300 Tahun, Keluarga Besar Saleo Biak dan Raja Ampat Rayakan Pertemuan Bersejarah

Prosesi penyambutan, Sarah Saleo meletakan sejumput pasir pantai dibagian dahi Arnold Saleo.

WAISAI, RAJA AMPAT – Sebuah Prosesi Adat akhirnya berhasil mempertemukan dua keturunan dari keluarga besar Saleo yang ada di Biak dan Saleo yang ada di Raja Ampat. Momen Penjemputan, Penyambutan dan Acara adat menuntaskan 300 tahun terpisahnya kakak adik, Mambibi Saleo dan Abraham Saleo di pantai tempat pendaratan Mambibi Saleo di pulau Waigeo. Rangkaian prosesi adat ini dimulai Minggu (19/12/2021) dan berakhir Selasa (21/12/2021)

Diawali dengan, keluarga Hj. Alfiah Saleo, sebagai keturunan langsung dari sang kakak, Mambibi Saleo menyambut keluarga sang adik dari keturunan langsung Abraham Saleo, berjumlah 20 orang yang dipimpin oleh Arnold Saleo. Prosesi reka ulang yang menggambarkan kedatangan keturunan keluarga Saleo pun dicirikan dengan perahu buatan yang dikayuh menuju pasir putih pantai Saleo. Arnold Saleo yang datang beserta adiknya, disambut tarian lalayon dan mansorandak, yang dibawakan oleh Hj. Alfiah Saleo dan adiknya, Sarah Saleo.

Dari kiri ke kanan; Arnold Sareo, Hj. Alfiah Saleo, Sarah Saleo, Hendrik Sareo. Dua laki-laki adalah keturunan sang adik, Abraham Sareo dan kedua wanita yang duduk adalah keturunan sang kakak, Mambibi Saleo.

Momen haru dan kebahagiaan terpancar dari wajah-wajah anak cucu dari Mambibi Saleo dan Abraham Saleo. Semenjak Mambibi Saleo memutuskan untuk merantau keluar dari Kampung Yendoker di Supiori, Abraham Saleo belum pernah mendapatkan kabar perihal keadaan kakaknya hingga 300 tahun ini. Kedatangan keluarga besar Saleo dari Biak terlihat sangat bahagia mengetahui bahwa anak cucu dari moyangnya ternyata telah berhasil tiba di pulau Waigeo dan menetap di pantai pasir putih yang diberikan nama berdasarkan nama keluarga mereka, Saleo.

Sehingga, dalam acara adat yang dihadiri perwakilan keluarga besae Saleo di Raja Ampat dan pengurus Ikatan Keluarga Besar Biak Aimando Raja Ampat, keluarga Besar Saleo membangun monumen perahu kajang atau perahu waris yang digunakan oleh Mambibi Saleo dan menjadikannya rumah tempat tinggalnya di pantai Saleo. Dan, sesuai keputusan keluarga, pantai Saleo diberikan nama Dermaga Pantai Ponsauw, dimana Ponsawu bermakna Dermaga oleh mereka yang lebih dahulu datang, dalam bahasa Biak.

Baca Juga:  Gandeng Perempuan OAP Raja Ampat, DP3AKB Papua Barat Dorong Keterwakilan 30 Persen Perempuan

Selain itu, atas jasanya menjaga pantai Saleo dan sekitarnya dari ancaman kerusakan, Hj. Alfiah Saleo diberikan julukan Yenkamara yang bermakna seorang perempuan yang berani dan perkasa. Lalu adiknya, Sarah Saleo mendapatkan julukan Inda Manam yang bermakna wanita yang bagus dan manis. (SM14)

Pos terkait