Sistem Sanitasi Reef Safer Mulai Dilirik BLUD UPTD KKP Raja Ampat

Sistem Sanitasi Reef Safer

Waisai, Raja Ampat – Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah Kawasan Konservasi Perairan (BLUD UPTD KKP) Raja Ampat melakukan kunjungan guna melihat langsung sistem sanitasi ramah lingkungan yang telah mulai diterapkan oleh Raja Ampat Eco Lodge, Rabu (03/09/2025)

Sistem Sanitasi yang diberi nama Reef Safer ini mulai diinisiasi oleh pengelola Raja Ampat Eco Lodge tahun 2018 dengan pertimbangan utama adalah dapat diadaptasi oleh pengelola jasa wisata homestay di Raja Ampat lainnya dengan biaya terjangkau, mudah diimplementasikan, mudah perawatan, dan kualitas baik.

Bacaan Lainnya

Meninjau langsung, Kepala BLUD UPTD KKP Raja Ampat, Syafri Tuharea mengaku sangat tertarik dengan penerapan metode waste management treatment atau pengelolaan dan pengolahan limbah buangan khususnya yang berasal dari toilet atau kakus di homestay atau resort yang banyak mengandung bakteri patogen serta nitrat dan phospat yang berbahaya bagi perairan laut.

“Sistem sanitasi ini akan kami coba adaptasi tahun ini di beberapa homestay lainnya, semoga kualitas laut Raja Ampat nantinya kembali normal dari limbah cair yang kini mulai mengancam,” ujar Syafri Tuharea.

Sebagaimana berita sebelumnya oleh media ini, Kualitas perairan laut Raja Ampat mulai mengkhawatirkan. Hal ini berdasarkan hasil Kajian Cepat Status Kualitas Perairan dan Pemutihan Karang Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier, Raja Ampat yang dipresentasikan oleh, Dr. Triez Belandine Razak dan Awaludinnoer Ahmad S.Kel,M.Si menyampaikan berbagai bukti dan fakta empiris paramater indikator kualitas perairan laut pada 15 titik sampling di bulan Januari 2025, dengan berpedoman pada standar baku mutu air laut mengacu pada PP Republik Indonesia nomor 22 tahun 2023 tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Baca Juga:  Saudara Terpisah 300 Tahun, Keluarga Besar Saleo Biak dan Raja Ampat Rayakan Pertemuan Bersejarah

Hasil kajian cepat menunjukkan; pertama, di beberapa lokasi parameter kadar nutrient yang tinggi lebih dari ambang batas toleransi ekosistem terumbu karang. Kedua, suhu panas air laut akan sering melewati Selat Dampier akibat perubahan iklim. Ketiga, kajian kualitas air yang dilakukan oleh Barefoot tahun 2024 pada lima (5) stasiun di perairan sekitar Arborek menunjukan bahwa Amonia, Nitrat, dan Koliform yang tinggi melewati ambang batas yang disyaratkan. Keempat, bukti tingginya nutrient dapat dilihat dari meningkatnya tutupan alga dan temuan cyanobacteria. Kelima, belum ada upaya penanganan limbah, sampah dan buangan secara terpadu. (SM14)

Pos terkait