Manokwari – Dalam dua tahun terakhir, Universitas Papua (Unipa) mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dengan mengirim mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi lain. Pada tahun 2023, Unipa mengirim 7 mahasiswa dan pada tahun 2024 mahasiswa Unipa yang mengikuti PMM meningkat menjadi 16 orang.
Wakil Rektor I Unipa, Prof. Sepus Fatem, mengatakan bahwa PMM merupakan bagian dari skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Oleh karena itu, mahasiswa yang mengikuti PMM ditempatkan di beberapa perguruan tinggi.
“Di sana mereka belajar selama satu semester dan di dalam belajar itu ada modul-modul yang dtawarkan. Untuk PMM temanya adalah modul Nusantara yaitu terkait dengan membentuk karakter mahasiswa untuk memahami budaya, sistem berkuliah dan kehidupan sosial di setiap kampus,” katanya Prof. Fatem.
Menurutnya, sudah dua tahun berturut-turut Unipa mengirim mahasiswa untuk mengikuti PMM. Selain mengirim, Unipa juga menerima mahasiswa PMM.
“Di tahun 2022 kita terima 77 mahasiswa, sementara pada tahun 2023 dan 2024 kita mengirim keluar. Di 2023 ada 7 mahasiswa Unipa, kemudian tahun ini meningkat menjadi 16 mahasiswa. Ini suatu hal yang sangat baik,” ungkapnya.
Prof. Fatem mengatakan bahwa program tersebut baik karena menjadi bagiann dari capaian indikator kinerja perguruan tinggi, di mana sesuai Indikator Kinerja Utama (IKU) 2 salah satu indikatornya adalah jumlah mahasiswa yang menghabiskan 20 SKS di luar di kampus.
“Kita berharap ini bagian dari semangat membangun pendidikan menyangkut revolusi industri 4.0 karena soft skill lulusan dibutuhkan di dunia kerja hari ini,” katanya.
Prof. Fatem menambahkan bahwa PMM tahun ini merupakan angkatan ke-IV. PMM menjadi kesempatan bagi mahasiswa Unipa untuk belajar di perguruan tinggi lain. Dengan begitu, mereka bisa mengenal sistem akademik, kultur, dan membangun jaringan kerja sama dengan berbagai mahasiswa di perguruan tinggi mereka dikirim.
“Mereka akan di sana selama satu semester atau 6 bulan,” pungkasnya. (SM7)