MANOKWARI, – Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, menegaskan bahwa Pemprov Papua Barat kini fokus menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Semua perangkat daerah baik di Pemprov Papua Barat maupun di kabupaten, kita buka lembaran baru dengan kerja baru yang fokus dan prioritaskan penurunan angka stunting,” tegasnya.
Menurutnya, berbagai program dan kegiatan saat ini dan pada perubahan anggaran fokusnya adalah memprioritaskan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Kita tidak enak kalau diabsen secara nasional Papua Barat masih nomor 2 terendah indeks pembangunan manusia di seluruh Indonesia. Jadi mari kita kerja barang ini. Anggaran besar, dana triliunan Rupiah turun bukan untuk kita tapi untuk masyarakat,” bebernya pada talkshow dalam rangka memperingati hari Keluarga Nasional yang ke-30 Tahun 2023 dengan tema menuju keluarga yang bebas stunting untuk Indonesia maju dan mewujudkan generasi emas Papua Barat Tahun 2045 yang dilaksanakan BKKBN Papua Barat.
Penjabat Gubernur Papua Barat menyebut Pemerintah menganggarkan Rp 8 Miliar untuk penanganan Stunting di Provinsi Papua Barat.
“Kalau tidak salah Rp8 Miliar yaa untuk upaya penurunan stunting nantinya masuk peruntukan di Satgas,” katanya.
Sebelumnya, ketua TP PKK Papua Barat, Roma MP Waterpauw mengatakan PKK ada mitra pemerintah sehingga apa yang menjadi isi startegis itu juga menjadi isi strategis PKK.
“Saat ini kita bicara tentang stunting dan di PKK punya 4 Pokja yang mempunyai tugas pokok masing-masing. Untuk itu peran PKK saat ini kita sosialisasi bahaya pernikahan dini lalu ada sosialisasi cara penanganan anak diusia sekarang dan sosialisasi sex education kita sampaikan mulai dari usia 15 tahun. Sudah banyak hal yang PKK lakukan dan untuk pengurangan stunting kita berikan makanan bergizi karena kami mempunyai rumah gizi,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorongan mengklaim Dinasnya menyasar pada setiap remaja yang ada di Papua Barat untuk dilakukan screening, sasarannya pada remaja yang ada di setiap sekolah.
“Ini rutin dilaksanakan oleh Puskesmas yang bekerja sama dengan UKS Sekolah,” kata Parorongan
Otto menambahkan untuk remaja yang diketahui kurang darah, pihaknya memberikan tablet tambah darah tujuanya agar para remaja ini hanya fokus untuk belajar.
“Kemudian ada juga pelayanan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas bagi Ibu hamil. Kalau dalam usia kehamilan setiap ibu memeriksa kehamilan secara rutin ditambah dengan pemberian tablet tambah darah maka saya berharap anak yang dilahirkan sehat,” ucapnya.
Baca Juga: Dalam Rangka Harganas 2023, BKKBN Gelar Pelayanan KB Serentak di Seluruh Indonesia
Parorongan juga berharap para Ibu menyusui terus memberikan asi ekslusive kepada bayi sempai pada usia dua tahun.
“Bayi harus disusui oleh Ibu kandung sendiri, jangan sampai baru selesai lahiran lalu bayi diserahkan kepada neneknya,” pinta parorongan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Jacob Fonatabamenyampaikan Dinas pertanian sesuai petunjuk Pj Gubernur juga fokus menurunkan angka stunting dengan menyiapkan bahan baku sebagai bahan gizi yang akan diberikan untuk anak stunting yang mana gizinya sudah terpenuhi.Sementara untuk jangka panjang telah dibuat kebun percontohan di Susweni.
Dalam closing statement talkshow, Kepala BKKBN Papua Barat, Philmona Maria Yarollo. Ia mengajak semua stakeholder bekerja sama mempersiapkan generasi sehat, cerdas, unggul, dan produktif pada tahun 2045.
“Semua stakeholders, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, termasuk keluarga-keluarga di Provinsi Papua Barat untuk bekerja bersama mempersiapkan generasi yang sehat dan cerdas serta generasi unggul dan produktif di tahun 2045. Mulai dari sekarang cegah stunting itu penting,” tandasnya. (SM)