MANOKWARI – Daripada memindahkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Arfai, lebih baik digali kolam baru di lokasi itu. Sebab untuk memindahkan TPA butuh anggaran yang lebih banyak serta biaya operasional Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) selaku perangkat daerah yang mengurus persampahan juga akan membengkak.
Kepala Seksi Pengangkutan dan Pemrosesan Akhir Sampah pada Bidang Persampahan DLHP Kabupaten Manokwari, Christovel, mengatakan secara keseluruhan luas TPA 59 hektar. Dari luasan itu, yang baru dimanfaatkan sekitar 2-3 hektar.
Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah pembuatann kolam baru.
“Jadi memang kita terkendala di sanitary landfill, kita butuh kolam baru. Kolam baru tidak mungkin kita gali kolam kemudian buang sampah begitu saja, tidak bisa karena nanti mencemari lingkungan. Untuk membuat kolam baru butuh biaya cukup besar antara Rp20-30 miliar atau bisa lebih tergantung ukuran kolam,” sebut Christovel di kantornya, Kamis (31/03/2022).
Menurut dia, sejak diserahkan Dinas PUPR kepada DLHP, belum ada penambahan kolam baru di TPA, sehingga sanitary landfill yang ada sudah penuh.
“Jadi bagaimana kita usahakan dia agar alat berat gali seperti lingkaran, kemudian buang sampah di situ kalau penuh ditumpuk lagi sampai tinggi. Jadi seperti dibuat gunung,” ungkapnya.
Dia mengatakan, areal TPA masih sangat luas. Sebab dari total 59 hektar, yang baru digunakan sebanyak 2-3 hektar.
“Jadi lebih baik bikin kolam baru daripada dipindahkan. Karena kalau dipindahkan anggarannya besar juga baru bikin kolam baru di lokasi yang dipindahkan, itu biayanya besar. Baru kalau dipindahkan di luar kota, otomatis kita punya operasional membengkak karena jarak tempuh, suku cadang truk sampah,” sebutnya.
Untuk itu, Christovel menyarankan agar sebaiknya dibuat kolam baru di TPA yang sudah ada. Jika kolam baru menggunakan sistem sanitary landfill, walau TPA dalam kota pun tidak mencemari daerah sekitar.
“Jadi saran saya digali kolam baru untuk sanitari landfill. Kalau sudah ada sanitary landfill, contoh di Jakarta dengan di Bekasi itu (TPA) di tengah kota. Tidak apa-apa, tidak bau karena mereka pakai sanitary landfill baru sekeliling tidak tercemar. Bahkan di pinggir TPA itu rumah-rumah, gedung-gedung tidak masalah,” tukasnya. (SM7)