KUPANG – KH. Jamaludin Ahmad mengungkapkan isi hatinya sebagai Ketua Umum Pesparani Katolik Nasional II. Ungkapan isi hati itu disampaikannya saat menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan Pesparani di Stadion Oepoi Kupang, NTT, Jumat (28/10/2022).
Menurut Jamaludin, dirinya bersyukur karena dipercayakan menjadi Ketua Umum Pesparani Katolik Nasional II di Kupang. Namun dirinya juga merasa ketar-ketir.
“Saya secara pribadi sangat bersyukur bahwa saya seorang Muslim boleh mengambil bagian dalam rangkaian pelaksanaan kegiatan ini sebagai ketua umum panitia. Meski kerja sama lintas agama seperti ini sudah merupakan keseharian di NTT, terus terang saat saya ditunjuk Bapak Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, menjadi ketua umum pelaksanaan Pesparani ini, ketika beliau menerima audiens dari Ketua Umum LP3KN bersama rombongan di ruang kerja Gubernur pada 24 April 2022, saya merasa ketar-ketir juga,” ujarnya.
Akan tetapi, menurutnya, dukungan dari semua pihak terkait membuatnya merasa luar biasa.
“Sebagai seorang Muslim, saya merasa kecil hati, apakah saya sanggup? Apa tanggapan masyarakat khususnya umat Katolik jika pelaksanaan Pesparani ini ‘kacau balau; karena diurus oleh seorang Muslim. Namun respon yang sangat bersahabat dan penuh hormat dari Ketua Umum LP3KN, Dirjen Bimas Katolik kala itu, utusan KWI, Ketua LP3KD NTT, membuat saya benar-benar merasa sangat luar biasa,” ungkapnya.
Kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai Ketua Umum Pesparani Katolik Nasional II, menurut Jamaludin, adalah bentuk ekspresi kebersamaan umat beragama di NTT. Selain itu, menjadi momentum perwujudan ukhuwah wathaniah dan ukhuwah basyariyah.
“Bagi saya, ini merupakan suatu kepercayaan besar bagi saya dan PWNU sekaligus merupakan ekspresi semangat kebersamaan umat beragama di NTT, Nusa Terindah Toleransi. Pesparani Katolik Nasional II di NTT ini menjadi inspirasi nikai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan bagi Indonesia. Penunjukan saya sebagai ketua umum menjadi momentum perwujudan ukhuwah wathaniah atau persaudaraan sebangsa setanah air dan ukhuwah basyariyah atau persaudaraan umat manusia sebagai ciptaan Allah yang selalu dijunjung tinggi oleh Nahdlatul Ulama,” tegasnya.
Jamaludin menambahkan, Pesparani Katolik Nasional II bukan sekadar lomba bernyanyi, tetapi juga sarana untuk memperkuat kebersamaan dan kebangsaan dalam membangun NTT. NTT harus menjadi inspirasi nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan bagi Indonesia. (SM7)