Gara-gara Kasus Stunting di 9 Daerah di Papua Masih Tinggi, BKKBN Gencarkan Kampanye Percepatan Penurunan

BKKBN Provinsi Papua

PAPUA, – BKKBN Provinsi Papua menggiatkan kampanye percepatan penurunan stunting. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Nerius Auparay mengatakan, kampanye dilakukan menyikapi 9 kabupaten atau kota di Papua masih mengalami angka prevalensi stunting yang tinggi.

“Angka prevalensi stunting masih tinggi di Provinsi Papua, termasuk di 3 DOB Papua. Untuk itu berbagai upaya dilakukan, salah satunya menggiatkan kampanye percepatan penurunan stunting di Papua,” katanya kepada di Jayapura, Senin (27/2/2023).

Bacaan Lainnya

Nerius menjelaskan, kampanye percepatan penurunan stunting tersebut difokuskan terhadap asupan gizi ekslusif, utamanya sumber protein hewani dalam hal ini ikan.

Pihaknya mengemukakan 2 kabupaten di Provinsi Papua yang paling tinggi angka prevalensi stunting ialah Kabupaten Mamberamo Raya dan Supiori.

“Kemudian untuk Provinsi Papua Selatan yakni di Kabupaten Asmat pada 2021 angka stunting turun, tetapi pada tahun 2022 naiknya dengan sangat luar biasa,” ujar Nerius.

Sesuai hasil survei status gizi Indonesia, Nerius mengatakan angka prevalensi stunting di Provinsi Papua mengalami kenaikan sebesar 5,1 poin dari sebelumnya 29,5 persen pada 2021.

Sementara pada 2022 naik menjadi 34,6 persen.

“Angka prevalensi stunting yang tinggi yakni Kabupaten Supiori dengan kenaikan 10,5 persen, Mamberamo Raya 6,5 persen, Asmat 16,4 persen, dan Tolikara 21,2 persen,” tuturnya.

Kemudian Kabupaten Nduga alami kenaikan 11,4 persen, Yahumiko 9,7 persen, Paniai 13,1 persen, Puncak Jaya 9,2 persen, dan Mimika 1,5 persen.

Pihaknya berharap melalui kampanye penurunan stunting, peserta yang hadir baik dari duta genre, pelajar atau mahasiswa, media hingga para influencer dapat pula turut andil sebagai bentuk tanggung jawab bersama untuk mensosialisasikan soal asupan gizi ekslusif guna penurunan stunting.

“Kita harapkan supaya ke depannya, angka prevalensi stunting di Provinsi Papua harus turun dan jangan naik karena kita menginginkan penyiapan generasi yang berkualitas,” jelas Nerius.

Sekadar diketahui, Papua termasuk salah satu provinsi dengan angka prevalensi kasus stunting tertinggi di Indonesia.(*)

Pos terkait