MANOKWARI – Kehadiran Kampung Keluarga Berencana (KB) diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kampung setempat atau yang setara program KKBPK serta pembangunan sektor terkait lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Hal tersebut, disampaikan Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo dalam kunjungan kerjanya belum lama ini di Manokwari. Ia menegaskan, kampung KB bukanlah sekedar proyek tetapi merupakan program untuk memajukan kampung yang terisolir, terpinggirkan dan yang tertinggal.
“Kampung KB itu kan menjadi treatment harus menjadi ‘treatment’ tetapi sekarang ini jangan menjadi proyek. Saya lihatkan kampung KB itu sebaiknya menjadi proyek-proyek itu maksudnya begini ini anggarannya ini kemudian yang penting ada kampungnya diajukan untuk dapat anggaran, nah kan itu namanya kacamatanya proyek,” kata Hasto.
Padahal, filosofi dari keberadaan kampung KB adalah suatu upaya untuk membangkitkan daerah yang tertinggal sehingga mengalami kemajuan untuk Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Karena itu, kampung KB memang sudah semestinya berawal di daerah-daerah yang berada di pedalaman atau wilayah terisolir.
“Kampung KB Itu kan untuk treatment ada kampung yang masih tertinggal dan terisolir begitu dikasih treatment untuk kampung KB, kampung itu menjadi bangkit,” tuturnya.
Hasto menuturkan saat ini dia belum mengevaluasi kampung KB secara objektif. Akan tetapi ke depan, dia akan melakukan evaluasi itu agar program kampung KB dapat terimplementasi dengan baik untuk mengoptimalkan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
“Sekilas yang saya rasakan belum seperti yang saya bayangkan. Bayangan saya ini ada daerah yang sangat terisolir, remote area, kemudian ini karena kita jadikan kampung KB,” tuturnya. (SM)