MANOKWARI – Pembangunan pertanian di Kabupaten Manokwari merupakan sebuah usaha yang secara terus menerus, bertahap, dan berkelanjutan dilaksanakan dalam upaya menyediakan pangan daerah yang cukup melalui produksi pertanian yang baik terus digalakkan dan dibangun. Hal itu harus menjadi komitmen bersama semua stakeholders.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengatakan, pemerintah termasuk penyuluh pertanian dipercayakan di bagian hulu untuk menyediakan pangan dan menyuplainya untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah. Karena itu, ada beberapa variabal penting yang menjadi kebijakan pemerintah daerah.
“Pertama, kita harus bisa memastikan bahwa di masa pandemik seperti saat ini, ketahanan pangan harus mampu disediakan. Jangan sampai krisis Kesehatan berimplikasi pada krisis pangan yang berimplikasi pada krisis ekonomi,” ujar Hermus saat menyerahkan SK penempatan kepada penyuluh pertanian di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Masni, Kamis (10/6/2021).
Sebab, menurut Hermus, krisis pangan bisa berimplikasi pada krisis sosial dan politik. Karena itu, kebijakan pembangunan pertanian perlu memastikan potensi lahan pertanian harus diproteksi, tidak boleh ada konversi atau alih fungsi lahan pertanian.
“Kita pastikan lahan, khususnya di Warpramasi sebagai lumbung pangan, lahan pertanian harus dipertahankan,” tegas Hermus.
Hermus juga meminta agar ke depan produksi pertanian perlu dipastikan peningkatannya. Untuk peningkatan produksi pertanian, ke depan diharapkan ada intervensi dan rekayasa industri agar produksi pertanian bisa ditingkatkan.
Berikut, kata Hermus, yakni memastikan bahwa produksi pangan ditingkatkan. Saat ini masih ada kesenjangan antara kebutuhan dan persediaan pangan.
“Karena itu, ke depan diharapkan ada intervensi dan rekayas pertanian agar produksi pangan bisa ditingkatkan. Kita pastikan produksi pertanian dipenuhi agar selain habis terdistribusi, ada cadangan pangaan untuk mengantisipasii situasi yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Ke depan, lanjut Hermus, sumber daya manusia pertanian dipastikan mampu berkontribusi maksimal dalam peningkatan produksi pertanian. Saat ini petani didominasi oleh petani dengan usia “senja”.
“Ada program petani milenial yang harus didorong supaya ada regenerasi untuk mengganti petani yang sudah tua dan mereka bisa berdiri dan berkontribusi terhadap produksi pertanian dengan mengambil alih tanggung jawab dari tua kepada yang muda,” tandasnya. (SM7)