MANOKWARI – Sudah dua pekan SMP Yapis Manokwari melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Sebelum melaksanakan PTM terbatas, pihak sekolah sudah mengantongi izin dari Satgas Covid-19 Kabupaten Manokwari.
Kepala SMP Yapis Manokwari, Naharuddin, SPd, menuturkan untuk memperoleh izin dari Satgas Covid-19, ada banyak berkas yang harus disiapkan pihak sekolah. Berkas-berkas itu antara lain surat pernyataan kesanggupan kepala sekolah, surat persetujuan ketua komite sekolah, data guru dan siswa yang sudah divaksin (persentase yang sudah divaksin dan yang belum divaksin), dan berita acara kesepakatan bersama antara orang tua dan pihak sekolah.
Berkas selanjutnya, kata dia, adalah SK pembentukan tim Covid sekolah. Saat ini, pihaknya sudah memiliki tim Covid di sekolah.
“Kemudian ada MoU dengan ketua komite sekolah, kita juga koordinasi dengan Puskesmas. Jadi kita ada MoU dengan Puskesmas Sanggeng. Jadi saya dan kepala Puskesmas membuat MoU untuk melaksanaan pengawasan setiap saat dan pembinaan pada sekolah selama melaksanakan PTM mulai dari persiapan sampai pelaksanaan. Jadi kemarin mereka juga sudah datang kontrol di sini,” paparnya.
Berkas selanjutnya adalah pedoman pelaksanaan protokol kesehatan. pedoman ini termasuk skenario pembelajaran di sekolah.
“Jadi pedoman prokes itu mulai dari rumah, ketika berada di jalan, sampai di lingkungan sekolah, kemudian masuk ke kelas apa yang harus mereka lakukan semuanya di tempat itu, keluar dari kelas, di jalan lagi, pulang sampai di rumah,” sebutnya
Naharuddin menyebut SMP Yapis merupakan sekolah pertama yang mengantongi izin dari Satgas Covid-19 Kabupaten Manokwari untuk melaksanakan PTM terbatas. Saat ini, semua sekolah yang bernaung di bawah Yapis, menurutnya, semua sudah mengantongi izin untuk melaksanakan PTM terbatas.
Pelaksanaan PTM terbatas di sekolahnya, lanjut Naharuddin, dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama 50 persen peserta didik dari kapasitas kelas dan sesi kedua juga 50 persen dari kapasitas kelas. Sesi I dimulai pukul 07.30 hingga 08.50 WIT.
“Itu pembelajarannya, tapi datang ke sekolah pukul 07.00 karena kita harus periksa suhu tubuh satu per satu dan didaftarkan. Jadi untuk sesi pertama dari pukul 07.30-08.50 untuk dua mata pelajaran. Kemudian ada jeda dari pukul 08.50-09.30. Jeda 40 menit ini, 20 menit untuk siswa sesi satu pulang, kemudian 20 menit untuk siswa sesi dua masuk. Pembelajaran untuk sesi dua dimulai pukul 09.30 sampai dengan pukul 10.50 WIT. Kita juga melakukan pengawasan ketika mereka datang dan pulang,” imbuhnya.
Naharuddin berharap dalam waktu dekat proses belajar mengajar di sekolah normal seperti sebelumnya. Sebab peserta didik juga dinilainya sudah jenuh dengan pembelajaran secara online. (SM7)