MANOKWARI – Keluarga-keluarga di beberapa kampung Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari, keberatan karena tidak memperoleh Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa. Keluarga-keluarga itu adalah keluarga yang menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Kepala Distrik Warmare, Aswandi, mengaku, ada penerima PKH dan BPNT yang keberatan karena besaran bantuan PKH lebih sedikit dibanding BLT Dana Desa.
“Karena mereka bilang kenapa PKH kami sedikit,” ujarnya kepada suaramandiri.co, Jumat (19/6/2020).
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengalihkannya ke Program Padat Karya Tunai (PKT).
“Jadi keluarga yang tidak terima BLT kita alihkan ke PKT. Mereka kerja tiap hari, nanti dibayar sama pemerintah kampung,” katanya.
Soal penyaluran BLT Dana Desa, Aswansi mengatakan, kampung-kampung mulai mengajukan usulan pencairan pada bulan Mei 2020. BLT Dana Desa diberikan kepada masyarakat kampung akibat pandemik Covid-19. Namun, BLT bukan diberikan kepada keluarga yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Usulan itu, katanya, berdasarkan musyawarah kampung khusus. Awalnya, kata dia, pendistribusian hanya untuk bulan pertama. Namun, sesuai arahan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Manokwari, untuk dua bulan tersisa harus diselesaikan dalam bulan Juni ini.
“Jadi sekitar tanggal 20-an kita suruh seluruh kampung sisa bantuan (BLT) sebesar Rp 1,2 juta per keluarga. Karena per bulan Rp 600 ribu per keluarga, sementara bulan pertama sudah disalurkan,” ujarnya kepada suaramandiri.co, Jumat (19/6).
Menurutnya, setiap keluarga, kecuali keluarga penerima PKH dan BPNT, mendapatkan bantuan tersebut. Bantuan itu diberikan kepada keluarga yang tersebar di 31 kampung.
Namun, mengenai jumlah keluarga penerima BLT, Aswandi, tidak mengingatnya. Akan tetapi, kata dia, rata-rata penerima di setiap kampung sebanyak 50-an keluarga. (SM7)