MANOKWARI – Kondisi geografis wilayah Indonesia Timur merupakan merupakan tantangan besar yang nyata bagi BPJS Kesehatan dalam mengimplementasikan Program JKN secara optimal.
Hal ini disampaikan, Deputi Direksi Wilayah XII BPJS Kesehatan, Mustafa. Ia mengakui masih ada masyarakat di wilayah geografis terpencil yang belum terlayani secara optimal, meskipun fasilitas telah memenuhi indikator administratif.
“Masih ditemukan ada warga yang belum terlayani dengan baik. Ini tantangan bagi kita. Bersama kita harus cari solusi,” kata Mustafa dalam Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kapitasi Berbasis Kinerja (KBK), Kamis (27/11/2025).
Mustafa mengungkapkan Fasilitas Kesehatan (Faskes) di wilayah Indonesia Timur perlu dilakukan inovasi agar masyarakat dapat terlayani dengan baik.
Terobosan telah dijalankan BPJS Kesehatan Wilayah XII, seperti pengiriman tenaga kesehatan ke daerah tanpa fasilitas, kerja sama dengan kelompok misionaris, layanan kapal kesehatan, hingga pemanfaatan telemedisin. Bahkan, uji coba tele-USG mulai diterapkan agar hasil pemeriksaan dapat dibaca dokter spesialis dari luar daerah.
“BPJS Kesehatan terus berbenah agar pelayanan terbaik dapat dirasakan masyarakat sampai daerah terpencil,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Keeehatan Papua Barat, Alwan Rimosan menegaskan KBK adalah instrumen utama untuk mendorong perbaikan kualitas pelayanan promotif dan preventif di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Ketua Tim Monev KBK, Adhe Ismawan, menegaskan pentingnya meninjau kembali capaian kinerja Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Manokwari, Papua Barat, yang telah berjalan 8 tahun. Penilaian ulang ini bertujuan mengidentifikasi kendala yang muncul di lapangan sekaligus mendorong pencapaian target kinerja 100 persen.
Kegiatan Monev tersebut turut dihadiri perwakilan FKTP lokal, BPJS Kesehatan cabang Manokwari dan Sorong, serta pemangku kepentingan lainnya. (SM)






