Malasigi, Kabupaten Sorong – Sebuah prestasi bagi Kampung Wisata Malasigi telah masuk dalam 50 desa wisata terpilih dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dan kini telah mendapatkan visitasi oleh Tim juri dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada hari Jumat dan Sabtu (13-14 September 2024)
Salah seorang dari tim juri yang melakukan visitasi, Udi Hartoko, kepada awak media menjelaskan bahwa prestasi yang luarbiasa telah dimiliki Kampung Wisata Malasigi, dimana baru melakukan dan memanfaatkan pariwisata sebagai sektor utama ekonomi kampung pada tahun 2023 setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Hutan Desa langsung dari Presiden Joko Widodo, kemudian mendaftarkan diri dengan 6.015 peserta dari Desa/Kampung wisata lain di seluruh Indonesia untuk tahun 2024, kini masuk dalam 50 besar ADWI 2024.
“Kampung Malasigi keren sih, baru daftar langsung tembus 50 besar. Sebuah destinasi wisata minat khusus dengan keunikan adat dan budaya, terlebih memiliki modal yang luarbiasa, yakni dukungan kemitraan yang terus bersinergi untuk keberlanjutan alamnya,” jelas Udi Hartoko
Hal senada pun disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Hariyanto dalam visitasi yang dilakukannya. Setelah mengalami langsung atraksi dan amenitas yang ditawarkan masyarakat Kampung Wisata Malasigi, ia mengaku terpukau dengan alam dan keramah-tamaan masyarakatnya. Ia pun berharap Kampung Wisata Malasigi terus menjaga alam dan berkembang seiring zaman, sehingga menjadi destinasi wisata kebanggaan Kabupaten Sorong, khususnya Provinsi Papua Barat Daya.
“Alam yang indah, masyarakatnya yang ramah dan murah senyum, kulinernya lezat. Semoga ini terus dijaga agar jadi kebanggaan kita bersama,” ujar Hariyanto.
Informasi yang dihimpun awak media, setelah rangkaian visitasi dan penilaian lapangan ini selesai, 50 besar peserta desa/kampung ADWI 2024 ini akan dibahas dalam pleno oleh 13 juri untuk penetapan juara dalam 5 kategori. Tentunya dengan mempertimbangkan masing-masing status desa/kampung wisata, seperti rintisan, berkembang, dan maju. (SM14)