MANOKWARI – Tim dari Dinas Kesehatan Papua Barat, Kabupaten Manokwari, dan Uniced Papua Barat melaksanakan sosialisasi pencegahan dan penanganan COVID-19 di Kampung Dindey, Distrik Warmare, Kabupaten Manokwari, Rabu (13/5/2020).
Uniknya, sosialisasi dilaksanakan menggunakan bahasa Hatam, salah satu bahasa yang digunakan masyarakat Suku Arfak, selain bahasa Indonesia.
Untuk sosialisasi menggunakan bahasa daerah ini, di dalam tim terdapat staf Dinas Kesehatan Papua Barat yang merupakan anak Suku Arfak yakni Owira Indow.
Usai sosialisasi, Indow mengaku menemani tim dari Dinas Kesehatan Manowkari dan Papua Barat menyosialisasikan pencegahan dan penanggulangan COVID-19. Dengan begiru, jika ada masyarakat yang tidak mengerti, dirinya menjelaskan menggunakan bahasa daerah.
“Itu dilakukan supaya masyarakat bisa mengerti apa yang disampaikan petugas. Ini wupaya kalau kita suku Arfak ini, khususnya suku Hatam, saya bicara dengan bahasa Hatam supaya mereka bisa mengerti dan laksanakan. Karena kalau menggunakan bahasa Indonesia saja, kita punya orang tua yang tidak mengerti dia tidak paham,” jelasnya.
Sosialisasi menggunakan bahasa Hatam itu disambut baik masyarakat setempat. Salah satu warga Kampung Dindey, Sadi Ahoren, menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Papua Barat dan Kabupaten Manokwari yang mengirim tim melakukan sosialisasi di Distrik Warmare, khususnya Kampung Dindey menggunakan bahasa daerah.
“Tim yang sekarang tidak hanya pakai bahasa Indonesia tapi juga bahasa daerah, sehingga orang-orang tua yang tidak mengerti bahasa Indonesia juga bisa paham cara-cara mencegah penyebaran virus ini karena menggunakan bahasa daerah juga,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjutnya, masyarakat yang tidak pernah cuci tangan pun bisa belajar untuk mencuci tangan dan bila keluar rumah bisa menggunakan masker.
“Begitu juga menjaga jarak antara 1-2 meter kalau ada duduk bersama. Itu yang kami sangat bersyukur karena virus ini bisa kena keluarga ini, bisa kena orang ini, terus kita tidak tahu duduk bersama dengan dia, tetapi dari penjelasan menggunakan bahasa yang lebih mudah bagi masyarakat, mereka bisa paham dan bisa mencegah,” tutupnya. (SM7)