MANOKWARI – Sebanyak 2.000 balita terdapat di Distrik Prafi. Dari jumlah itu, sebanyak 160 balita berisiko stunting. 160 balita itu yang diintervensi dan dipantau status gizinya, sehingga kini tinggal 107 balita yang masih dalam pemantauan.
Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo, 107 balita itu harus terus diintervensi dan dipantau status gizinya.
“Karena mereka berpotensi stunting,” ujar Budoyo, saat menyampaikan sambutan Bupati Manokwari pada sosialisasi Kelompok Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Distrik Prafi, Kamis (26/01/2023).
Budoyo meminta kepala Puskesmas, bidan desa, petugas gizi dan petugas lapangan bersama kader Posyandu bekerja sama mendata bayi dan balita berpotensi stunting.
“Kepada kepala distrik diimbau untuk memfasilitasi serta mengoordinir kampung dan kelurahan dan memastikan program percepatan penurunan stunting berjalan dengan baik,” tukasnya.
Kepala Bidang KBKS pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan KB Kabupaten Manokwari, Martha Maria Pattipeilohy, menyampaikan bahwa di Distrik Prafi terdapat 2.000 balita.
Dari jumlah tersebut 160 balita berpotensi stunting dan diintervensi. Setelah diintervensi kini tinggal 107 balita yang masih dalam pemantauan status gizinya. (SM7)