JAKARTA, – Perkara kasus korupsi yang menimpa Bupati Kepulauan Meranti nonaktif Muhammad Adil menjadi sorotan Komisi XI DPR RI ketika membahas dana bagi hasil sawit dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam rapat kerja, Selasa (12/4/2023).
DPR RI menyoroti Adil lantaran sosoknya dulu sempat viral karena meluapkan kekesalan ke Kemenkeu dengan melontarkan kata setan dan iblis. Nama Adil meluncur dari mulut Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi NasDem Fauzi H. Amro.
Seraya bercanda, dia menyebut selama diskusi terkait DBH sawit tidak ada yang berani memarahi Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Luky Alfirman.
Pasalnya, anggota DPR takut mengalami hal yang sama dengan Bupati Meranti M. Adil, yakni diciduk KPK.
“Kemarin dengan Pak Luky gak ada yang berani marah Bu, karena berisiko tinggi kalau marahi Pak Luky. Karena pengalaman Bupati Meranti, bisa-bisa ‘sekolah’ kalau marahi Pak Luky,” ujar Amro dalam rapat kerja Kemenkeu dan Komisi XI DPR RI, Selasa (11/4/2023).
“Jadi kemarin pas focus group discussion (FGD) gak ada yang berani marahi Pak Luky, pada baik-baik Bu,” lanjutnya.
Menjawab dengan canda, Sri Mulyani mengatakan anak buahnya sakti lantaran sempat dimarah-marahi Bupati Meranti namun pada akhirnya bupati tersebut diamankan KPK.
Baca Juga: Ada Rp 500 M Transaksi Janggal di Kemenkeu, Pegawainya Sudah Meninggal
“Untuk Pak Fauzi terima kasih, pak supaya Pak Luky itu ternyata sakti,” ujarnya.
Komisi XI DPR RI Fraksi PDIP Marsiaman Saragih memberikan komentar yang hampir serupa.
Dia mengapresiasi Menkeu karena telah menaikkan alokasi minimal DBH sawit dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Rp 2 triliun menjadi Rp3,4 triliun untuk 350 daerah.
“Kami berharap ini dapat terlaksana seperti waktu yang dijanjikan. Pasti kami tidak ada yang akan ribut seperti Bupati Meranti (M. Adil) minta pindah ke negara lain gara-gara tidak ada DBH. Sekarang dia sudah menginap di tempat yang sangat baik, ‘disekolahkan’,” kata Marsiaman.
Seperti diketahui, sempat mempermasalahkan dana bagi hasil yang diterima Meranti dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah Se-Indonesia Adil mengarahkan kemarahannya saat bertemu dengan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Luky Alfirman.
Adil kesal lantaran DBH produksi minyak dari Meranti yang semakin ke sini semakin minim besarannya diberikan Kemenkeu. Hal tersebut tidak sebanding dengan kenyataan di lapangan.
Kekesalannya ini berujung pada dirinya yang melontarkan umpatan ‘iblis’ kepada jajaran Kemenkeu. Alhasil, namanya menjadi viral di publik. Kemendagri pun harus turun tangan menangani masalah ini.(*)