MANOKWARI – Kebutuhan terhadap konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin menunjukan tren kenaikan. Salah satu penyebab meningkatnya permintaan BBM adalah akses jalan yang terus dibuka oleh pemerintah.
Hal ini menjadi kekwatiran tersendiri oleh pihak PT. Pertamina, khususnya MOR VIII Papua-Maluku. Untuk wilayah Papua Barat, sejumlah ruas jalan trans terus dibuka. Hal ini di prediksi akan berdampak pada kelangkaan BBM khususnya BBM Subsidi di daerah-daerah. Kondisi ini tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
“Dengan terbukanya akses jalan trans Papua Barat, pemerintah harus betul-betul menghitung kuota BBM Subsidi. Karena konsumsi Solar dan Premium itu pasti akan meningkat. Ini kalau kita salah hitung, maka akan berdampak pada kelangkaan,” ujar Edi Mangun, usai menutup kegiatan Workshop Jurnalis di Kota Sorong, Selasa (9/3/2021).
Pemerintah daerah kata Edi, harus secepatnya menghitung kebutuhan akan serapan BBM Subsidi pasca dibukanya akses jalan trans Papua Barat khususnya wilayah Manokwari dan Sorong.
Unit Manager Communication, Ralations dan CSR Region Papua-Maluku itu mengaku adanya penambahan kuota BBM Subsidi untuk wilayah Manokwari dan Sorong. Namun untuk nilai tambahnya, Edi belum dapat memastikannya.
“Berapa yang mereka minta, kami akan laksanakan. Jadi kalau koordinasi penambahannya kuota 2021 ini ada kenaikan,” tutup Edi. (SM3)