MANOKWARI – Angka prevalensi stunting Kabupaten Manokwari sebesar 22,6 persen. Angka itu di bawah angka nasional yang sebesar 24,4 persen.
Namun demikian, menurut Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo, Pemkab Manokwari tetap serius dan fokus menurunkan angka stunting di Kabupaten Manokwari.
“Walaupun kita di bawah angka nasional, Pemkab Manokwari tidak bersenang, tapi tetap berusaha dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) supaya bisa menjangkau ke kampung-kampung,” ujar Budoyo, saat mewakili Bupati Manokwari, membuka sosialisasi Kelompok Kerja (Pokja) TPPS dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Distrik Warmare, Senin (23/01/2023).
Pembentukan TPPS, lanjut Budoyo, merupakan keseriusan Pemkab Manokwari agar angka stunting bisa diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024.
Untuk itu, dia mengimbau kepala Puskesmas, bidan desa, petugas gizi, dan petugas lapangan bersama kader Posyandu dan TPK bekerja sama mendata bayi dan balita yang berpotensi stunting.
“Untuk kepala Distrik diimbau untuk mengoordinir kepala kampung dan lurah untuk memastikan upaya percepatan penurunan stunting di kampung dan kelurahan berjalan dengan baik,” katanya.
Kepala Bidang KBKS pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan KB Kabupaten Manokwari, Martha Maria Pattipeilohy, menyampaikan bahwa di Distrik Warmare terdapat 1.426 balita. Dari jumlah itu, yang berisiio stunting dan diintervensi sebanyak 43 balita.
Dari 43 balita berisiko dan diintervensi, kini telah berkurang menjadi 38 balita.
“Dalam kegiatan ini ada pemberian bantuan makanan tan ahan dari Pemkab Manokwari dan Tim Penggerak PKK Kabupaten Manokwari untuk anak-anak yang berisiko,” tukasnya. (SM7)