MANOKWARI – Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersinergi dengan Kementerian Sosial memberikan bantuan kepada warga Kampung Keluarga Berencana (KB) Udopi, Distrik Manokwari Barat.
Pemberian bantuan diberikan langsung kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo saat kunjungan kerjanya di Papua Barat belum lama ini.
Secara simbolis, kepala BKKBN menyerahkan bantuan sembako dari Kementerian Sosial, alat teknologi tepat guna kepada masyarakat setempat.
Di damping Kepala BKKBN Provinsi Papua Barat, kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak dan KB, Sekretaris Dinas Sosial dan kepala kampung Udopi, Hasto berharap bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Kami ingin menciptakan keluarga sehat dan sejahtera di wilayah ini sesuai program dari BKKBN. Bantuan yang diberikan harus dimanfaatkan dengan baik,” pesan mantan Bupati Kulon Progo ini.
Kepala BKKBN Hasto berharap masyarakat setempat semakin sejahtera dan sehat dalam menjalani hidup.
“Saya pesan juga buat BKKBN Provinsi Papua Barat dan penyuluh KB setempat untuk terus mengedukasi masyarakat tentang KB,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, BKKBN Pusat menyalurkan bantuan berupa alat teknologi tepat guna kepada lima kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di wilayah setempat. Bantuan tersebut antara lain berupa kompor dan peralatan masak.
Sementara , bantuan yang diberikan dari Kementerian Sosial berupa 200 paket sembako dalam Program Keluarga Harapan kepada keluarga penerima manfaat di Kabupaten Manokwari.
UPPKS yang diintegrasikan dengan program Keluarga Berencana (KB) itu bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga karena tanpa kondisi ekonomi yang baik, maka keluarga akan sulit untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.
UPPKS merupakan kelompok usaha ekonomi produktif yang beranggotakan sekumpulan anggota keluarga yang saling berinteraksi.
Sementara kantor Perwakilan BKKBN provinsi Papua Barat menyalurkan 252 paket peralatan sekolah yang berisi tas, alat tulis dan buku tulis yang diterima murid serta kepala sekolah di wilayah setempat.
Pemberian bantuan diselingi juga tanya jawab dari warga setempat terkait program kkb dan juga KB yang identik dengan 2 anak.
“BKKBN tidak lagi bicara tentang 2 anak tetapi kualitas. Jarak anak harus ada agar anak yang lahir memang memiliki kualitas yang baik,” bebernya. (SM)