MANOKWARI, – Sebanyak 570 calon ASN (CASN) mengikuti pelatihan dasar (Latsar) di Badan Pengembangan SDM Papua Barat. Setelah mengikuti Latsar, para CASN diharapkan bernilai dan berharga bagi pimpinan dan masyarakat.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengatakan bahwa menjadi ASN adalah berkat Tuhan, sehingga para peserta Latsar diajaknya menjadi pribadi yang menghargai berkat Tuhan. Sebab jika tidak menghargai berkat Tuhan, berkat itu bisa diambil dan diberikan kepada orang lain.
“Jadi ASN tidak hanya kita dapat berkat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tapi menjadi harga diri dan martabat kita sebagai anak-anak Papua. Karena itu, saya berharap adik-adik semua menggunakan kesempatann ini dengan baik dan benar. Jangan disia-siakan karena tidak mungkin kesempatan ini dating dua kali,” tegas Hermus.
Menurut Hermus, ada alasan calon ASN harus mengikuti Latsar sebelum melaksanakan tugas sebagai ASN. Pertama, kata dia, birokrasi menjadi kekuatan utama pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. kesejahteraan masyarakat tidak terwujud sepanjang birokrasi tidak berjalan maksimal.
“Saya tidak mau ada ASN menjadi penganggur terhormat di kantor karena tidak punya kompetensi,” ujarnya.
Kompetensi itu, antara lain berkaitan dengan pengetahuan. Karena itu, ASN harus terus meng-upgrade pengetahuan. Pengetahuan bisa ditingkatkan dengan membaca buku, mempelajari aturan yang terkait, dan bisa menggunakan teknologi.
“Kalau itu dilakukan bisa bekerja dengan baik. Kalau tidak, pelayanan kepada masyarakat tidak prima, sehingga kesejahteraan masyarakat tidak dapat ditingkatkan,” sebutnya.
Latsar, lanjut Hermus, juga terkait dengan karakter. Para calon ASN, katanya, yang mengikuti Latsar datang seperti kerta kosong. Karena itu, harus memberikan diri sepenuhnya untuk dibentuk.
“Kalau mau dibentuk percayakan diri untuk dibentuk sesuai undang-undang dan norma yang berlaku. Sudah di sini, saya berharap semua bisa lulus dan setelah keluar dari sini menjadi manusia yang unggul,” tegasnya lagi.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan menjadi ASN berkarakter, menurut Hermus, kuncinya adalah disiplin. Karena itu, para peserta Latsar harus mengikuti semua aturan yang diberlakukan selama pelatihan.
Alasan ketiga mengikuti Latsar sebelum melaksanakan tugas sebagai ASN, menurut Hermus, yakni untuk meningkatkan keterampilan dalam mengoperasikan peralatan kerja yang berhubungan dengan tugas administrasi di kantor.
“Kalau pegang HP saja tanpa belajar mengoperasikan komputer atau laptop tidak bisa. Kalau tidak bisa komputer bagaimana bisa melayani masyarakat dengan baik karena dunia sudah berubah. Karena itu, harus upgrade pengetahuan dan keterampilan. Kalau tidak upgrade, kepercayaan bisa diberikan pimpinan kepada orang lain karena kepercayaan pimpinan tergantung kualitas yang dimiliki,” imbuhnya.
Hermus menamabahkan, para calon ASN mengikuti Latsar juga untuk membangun diri dan punya sistem nilai. Karena itu, setelah pelatihan harus bisa menjadi orang yang bernilai dan berharga.
“Kalau bernilai dan berharga kita dibutuhkan di mana-mana, termasuk pimpinan dan masyarakat. Jadi pastikan menjadi orang yang bernilai karena punya kompetensi dan kualitas yang tinggi dengan keterampilan yang mantap. Sekali lagi mari manfaatkan waktu ini dan fokus. Jangan sibuk dengan yang lain,” tandas Hermus.
Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Paltihan Kabupaten Manokwari, Anton Renyaan, mengatakan bahwa calon ASN Kabupaten Manokwari yang mengikuti Latsar sebanyak 570 orang. Mereka adalah calon ASN formasi tahun 2018.
“Mereka akan dibagi dalam dua gelombang. Setiap gelombang masing-masing terdiri dari delapan kelas. Setelah gelombang pertama selesai, dilanjutkan gelombang kedua. Semua akan berakhir 15 Desember 2022,” tukasnya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris BPSDM Papua Barat, unsur Forkopimda Manokwari, Sekda Manokwari, Ketua TP PKK Kabupaten Manokwari, serta para pimpinan perangkat daerah lingkup Pemkab Manokwari.