KABUPATEN SORONG – Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan yakin Ikatan Keluarga Flobamora (IKF) bisa melahirkan inovasi-iovasi guna mendukung pembangunan di Provinsi Papua Barat. Gubernur juga percaya IKF tidak terjebak dalam rutinitas, tapi mau maju dan aktif melakukan perubahan-perubahan besar.
“Saya percaya IKF di Papua Barat akan menjadi pendobrak kebiasaan-kebiassaan lama yang tidak produktif dan membuat lompatan kemajuan bagi Papua Barat,” ujar Gubernur Domingus Mandacan, ketika membuka Musyawarah Umum (MU) II IKF Papua Barat di Hotel Aquarius Aimas, Kabupaten Sorong, Jumat (19/3/2021).
Menurut Gubernur, meskipun Papua Barat memiliki budaya yang berbeda dengan masyarakat Flobamora, namun memiliki nilai-nilai yang sama. Kemajemukan, keberagaman etnis dan toleransi, demokrasi, perlindungan hak asasi manusia, serta perlindungan terhadap lingkungan menjadi fondasi dan serta nilai yang kuat dalam menjalinn persahabatan.
Dengan usia yang sudah menginjak enam tahun, kata Gubernur, IKF telah menunjukkan eksistensi pada pembangunan di Papua Barat. Sinergitas Pemprov Papua Barat dengan IKF harus terus dijaga dan diperkokoh.
Gubernur meminta agar forum MU dilaksanakan dengan hati sukacita, tanpa emosi dan marah, mengambil keputusan secara bijak. Dengan demikian, akan menghasilkan keputusan yang baik pula.
“Organisasi IKF Papua Barat agar terus aktif dalam mengembangkan dan membangun. Saya berharap masyarakat NTT yang tinggal di Papua Barat untuk mendukung program-program pemerintah dengan membawa misi dan komitmen untuk untuk Bersatu maju di Papua Barat,” tukasnya.
Plh Ketua IKF Papua Barat, Romanus Pegan, mengatakan, saat ini masyarakat NTT menyebar di seluruh wilayah Papua Barat dan Papua. Debagian masyarakat NTT di Papua Barat dan Papua sudah menjalinn hubungan perkawinan dengan masyarakat dari berbagai suku.
“Ini menjadi difusi budaya yang membawa dampak bagi terjalinnya tali persaudaraan antara masyarakat NTT dengan masyarakat Papua Barat dan masyarakat lainnya,” ujarnya.
Menurut Pegan, keberadaan IKF di Papua Barat sudah enam tahun. Eksistensi IKF turut mendukung pemerintah Papua Barat dalam pembangunan daerah sudah tidak diragukan lagi.
Ketua Panitia MU, Mikael Osok, menyampaikan MU selain untuk memilih Ketua IKF Papua Barat, juga membahas Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
“AD/ART harus dipelajari dengan saksama agar hierarki pengurus dapat benar-benar dipahami isi dan tujuannya, sehingga tidak ada dusta di antara kita,” tukasnya.
Hadir pada pembukaan tersebut sejumlah pejabat Provinsi Papua Barat serta Wakil Bupati Kabupaten Sorong. Hadir juga peserta dari kabupaten/kota. (SM7)