MANOKWARI – Masyarakat tidak boleh menolak Paulus Waterpauw sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat. Menolak Waterpauw sama dengan menolak berkat Tuhan.
Bupati Manokwari, Hermus Indou, mengatakan bahwa masyarakat perlu bersyukur karena Tuhan sudah memberkati Dominggus Mandacan dan Mohammad Lakotani untuk memimpin Papua Barat tepat lima tahun. Keduanya pun mengakhiri tugas dengan baik tanpa masalah.
“Kedua, kita bersyukur bahwa Tuhan juga memberikan pengganti yaitu penjabat gubernur, Bapak Paulus Waterpauw. Dia bukan siapa-siapa tapi dia anak Papua, dia orang Papua yang lahir besar dari tanah ini dan memiliki kecintaan tterhadap Papua secara menyeluruh,” kata Hermus, Rabu (18/05/2022).
Selain anak Papua, menurut Hermus, Waterpauw punya pengalaman sebagai aparat kepolisian yang meniti karier dari nol hingga saat ini berpangkat Komisaris Jenderal Polisi.
“Orang Papua tidak mencapai itu, ini baru dia. Jadi Pak Waterpauw ini kebanggaan orang Papua jadi kita musti bangga. Kalau mau orang lain hargai kita, musti kita sendiri hargai diri kita dulu. Jangan kita protes sana-sini. Pemerintah lakukan segala sesuatu berdasarkan ketenntuan perundang-undangan. Jadi kita hormati siapa saja, entah dia itu asli atau bukan asli,” tegasnya.
Hermus mengaku sejak awal sudah berkomitmen untuk mendukung apapun yang menjadi keputusan pemerintah. Sebab menerima orang lain datang ke daerah ini sama dengan menerima berkat Tuhan.
“Kalau tolak Waterpauw saya bilang Anda sedang menolak berkat Tuhan dari kota atau kabupaten ini dan juga Provinsi Papua Barat. Kenapa, fakta membuktikan bahwa Abraham Atururi (mantan Gubernur Papua Barat) orang lain tapi Tuhan pakai untuk bawa provinsi ini ke Manokwari kenapa kita harus menolak. Tidak ada alasan untuk kita menolak,” katanya.
Selain Atururi, lanjut Hermus, mantan Bupati Manokwari ada juga Drs. Esau Sessa, yang mana telah banyak jejak pembangunan yang ditinggalkannya setelah menjabat.
“Jadi jangan pernah berpikir negatif tentang orang lain. Khusus masyarakat Manokwari saya minta dengan hormat tidak boleh berpikir negatif, curiga yang aneh-aneh. Tidak boleh curiga. Terima semua orang di negeri ini dengan hati yang tulus karena mereka diutus oleh Tuhan Maha Kuasa untuk datang membawa perubahan bagi kita, membangun daerah kita supaya kita pun memiiliki kemajuan sama dengan daerah-daerah lain. Menerima orang lain itu berkat, menolak orang lain dalam hidup kita menolak berkat Tuhan dan untuk selamanya Anda tidak menerima berkat,” tandas Hermus. (SM7)