MANOKWARI – Konsep nasionalisme harus dipegang dalam pelaksanaan proses pembangunan. Karena itu, membangun Manokwari yang dilihat bukan Manokwari-nya, tapi membangun martabat dan harga diri bangsa di Manokwari.
“Satu hal yang saya ingatkan bagi kita bahwa kalau kita membangun Manokwari jangan melihat kita membangun Manokwari atau membangun Papua. Tapi harus punya pikiran bahwa kita sedang membangun Indonesia. Ini yang harus ada dalam pikiran kita. Karena itu, kita butuh untuk konsep negara yang utuh untuk membangun daerah seperti apa,” tegas Bupati Manokwari, Hermus Indou, dalam arahannya pada konsulttasi public penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Manokwari, Kamis (30/06/2022).
Menurut Hermus, ada dua hal yang sering tidak sinkron dalam proses perencanaan. Dua hal itu yakni daerah di satu sisi dan negara di satu sisi.
“Pertama, negara di satu sisi dan daerah di satu sisi. Ini kita sedang menerapkan otonomi daerah, kemudian otonomi khusus yang kemudian saya lihat memisahkan negara di satu sisi, lalu kemudian memisahkan daerah di satu sisi. Akhirnya negara dan daerah tidak pernah harmoni dalam semua proses perencanaan kita,” katanya.
Hermus mengatakan, daerah merupakan subordinasi dari negara. Karena itu, negara harus memiliki konsep dalam membangun daerah.
“Jadi kalau orang datang ke Manokwari lihat itu bukan Manokwari-nya tapi melihat Indonesia di Manokwari. Ini yang harus diperjuangkan bersama-sama. Jadi konsep pemerintah terhadap Manokwari seperti apa, infrastruktur seperti apa, tata ruangnya seperti apa. Semuanya seperti apa. Jadi negara berpikir tentang daerah seperti apa. Jangan selalu aspirasi dari daerah, daerah bawa naik aspirasi ke atas jadi kita jadi pengemis semuanya,” sebutnya.
Hermus mengatakan bahwa hal itu pun sudah disampaikan di kementerian/lembaga. Pemikiran dalam proses pembangunan tidak boleh parsial.
“Ini juga saya sampaikan ke kementerian. Saya bilang kalau pemikirannya parsial, seperti ini membangun Papua, membangun Manokwari, itu parsial sekali. Itu kita tertinggal. Mestinya berpikir bahwa ini kita sedang membangun Indonesia. Jadi konsep negara modern, negara maju, Indonesia untuk 40 atau 50 tahun ke depan seperti apa. Negara yang berpikir tentang daerah ini. Jadi kalau mau hadirkan infrastruktur yang modern di kota ini hadirkan saja karena Anda sedang membangun negara ini, bukan membangun Papua terpisah dari NKRI, bukan. Jadi pemikiran ini harus diubah,” tegasnya.
Hermus menyatakan bahwa nasionalisme juga harus dihadirkan dalam proses pembangunan. Tanpa konsep nasionalisme dalam pembangunan, akan tertadi ketimpangan pembangunan.
“Jadi kalau tidak punya nasionalisme berpikir dalam proses pembangunan, bangsa dan negara ini tertinggal. Nanti daerah tertentu akan maju dari daerah lain karena berpikirnya Jawa Sentris, Sumatera Sentris, tapi tidak berpikir Indonesia Sentris. Makanya konsep Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia dalam pendekatan Indonesia Sentris itu sudah benar, kita dukung,” imbuhnya.
Untuk itu, tambah Hermus, kementerian/lembaga juga harusnya memiliki pemikiran yang sama.
“Berpikir itu berpikir Indonesia, berpikir besar untuk semua orang. Jadi kalau kita membangun Bandara Rendani dengan konsep modern, saya bilang kita sedang memperjuangkan harga diri bangsa dan negara ini di sini, di Manokwari. Bukan memperjuangkan harga diri orang Papua, bukan. Jadi membangun harga diri bangsa di sini, negara ini sedang kita bangun martabatnya di tanah ini,” tandasnya. (SM7)