MANOKWARI, – Ketua Umum Perhimpunan Rumah Besar Flobamora (PRBF) Papua Barat, Clinton Tallo, mengajak tungku Timor Tengah Selatan (TTS) untuk bersama-sama bertanggung jawab atas kejadian kecelakaan yang melibatkan warga TTS.
Menurut Clinton, akibat kecelakaan tersebut, korban atas nama Jimmy Infandi meninggal dunia.
Clinton menuturkan, kecelakaan terjadi dua hari lalu, di mana warga TTS atas nama Once Bansele terlibat tabrakan dengan Jimmy Infandi yang menyebabkan Jimmy Infandi meninggal dunia.
“Saya tidak kenal anak ini (Once Bansele) dari tungku mana, tapi keluarga korban dan aparat kepolisian kenal saya, sehingga mereka hubungi saya untuk datang ke Polresta Manokwari untuk bertanggung jawab sebagai Ketua Flobamora,” ungkap Clinton, Senin (19/8/2024).
Saat ke Polresta Manokwari, kata Clinton, dirinya juga bertemu Once dan dari pengakuan Once dia berasal dari Bena, TTS.
“Dia (Once) bilang tinggal di kampung Timor bersama dengan tokoh masyarakat TTS, opa Theos. Kata Once, kakak dan omnya bersama opa Theos sudah ke Polresta juga tapi tidak buat apa-apa, makanya polisi hubungi saya karena keluarga korban menuntut, apalagi hari ini korban dimakamkan,” ungkap Clinton.
Clinton menegaskan bahwa karena berasal dari TTS, maka tungku TTS juga harus ikut bertanggung jawab dalam masalah tersebut.
“Tungku TTS jangan lepas tangan, harus ikut bertanggung jawab. Mari kita sama-sama tanggung jawab untuk selesaikan masalah ini,” katanya.
Clinton menambahkan bahwa apapun permasalahan maupun peristiwa yang terjadi, baik susah atau senang, tungku-tungku harus sama-sama bertanggung jawab.
“Jadi sesuai permintaan keluarga korban, keluarga dari Once harus hadir di pemakaman untuk bertemu keluarga korban. Kalau Once saat ini sudah ditahan polisi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Tungku TTS, Nitanel Tse, mengatakan Once selama di Manokwari tidak terlibat dalam kerukunan.
Namun karena sudah terjadi kecelakaan, maka tokoh-tokoh masyarakat TTS harus ikut membantu.
“Kalau dia tinggal di kampung Timor, mungkin ada pak Theos yang tau anak ini. Jadi bisa hubungi keluarganya untuk sama-sama tanggung jawab. Kalau proses hukumnya kita serahkan kepada polisi, tapi keluarga Once perlu bertemu keluarga korban untuk berbicara dengan keluarga korban mengenai urusan lainnya,” tukasnya. (SM7)