MANOKWARI – Dari 164 kampung di Kabupaten Manokwari, baru ada 35 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dari jumlah tersebut, hanya 15 BUMDes yang aktif.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Manokwari, Jeffry Sahuburua, mengatakan, dari 15 BUMDes aktif, tiga di anttaranya adalah BUMDes yang mengelola pengadaan beras untuk ASN di Kabupaten Manokwari.
“Tiga BUMDes itu yang bisa dibilang paling aktif sudah,” sebut Sahuburua.
Tiga BUMDes aktif tersebut, lanjutnya, telah memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli kampung. Bahkan, salah satu BUMDes memberikan sumbangan pendapatan asli kampung lebih dari Rp160 juta di tahun 2020.
Di 2021 ini, kata dia, pihaknya akan melaksanakan pelatihan bagi pengurus 35 BUMDes yang ada. Pelatihan bertujuan memberikan tambahan pemahaman kepada para pengurus dalam mengelola BUMDes.
Sementara itu, Tim Ahli Pengembangan Ekonomi Desa Kemendes, Sumarno, mengatakan, kehadiran BUMDes untuk memaksimalkan potensi di desa/kampung baik potensi alam maupun SDM. 164 kampung di Kabupaten Manokwari sebenarnya punya potensi alam yang luar biasa. Namun, SDM belum seutuhnya mendukung.
“Makanya, dari 164 desa (kampung) baru ada 35 BUMDes. Itu pun belum maksimal karena di Papua untuk pendampingan kegiatan bidang ekonomi tantangannya besar. Selain budaya yang belum terbiasa pada kegiatan ekonomi juga manajerial,” katanya.
Dari 35 BUMDes itu, menurut dia, yang aktif baru 15 BUMDes. Ke-15 BUMDes kebanyakan ada di desa atau kampung transmigrasi karerna secara SDM mungkin lebih siap. Hanya ada empat kampung lokal BUMDes-nya aktif.
“Jadi indikator BUMDes itu jalan sebenarnya mulai dari administtrasi, pembukuan keuangan, rutinitas rapat, menyusun rencana kerja, itu sebenarnya. Yang sudah seperti itu baru sekitar 15 BUMDes. Itu dominasinnya di kampung trans,’ tukasnya. (SM7)
