MANOKWARI – Ketua RT dan warga RT 03/RW 04 Kelurahan Sanggeng mempertanyakan data yang dipakai untuk menyalurkan bantuan bahan kebutuhan pokok (bapok) kepada masyarakat. Sebab, di RT 03/RW 04 Kelurahan Sanggeng, sesuai hasil pendataan ketua RT, ada 50 lebih keluarga yang berhak mendapatkan bantuan itu. Namun, dari jumlah itu hanya tiga keluarga saja yang dinyatakan berhak menerima bantuan.
“Data yang turun ke RT-RT, di RT saya hanya ada tiga keluarga,” kata Ketua RT 03/RW 04 Kelurahan Sanggeng, Komis Wambrauw.
Dengan begitu, kata dia, dirinya sebagai ketua RT terbebani. Sebab, pihaknya sudah melakukan pendataan dan hasilnya sudah diserahkan ke kelurahan.
“Warga bingung dan bertanya-tanya kenapa tidak dapat, lalu kartu keluarga yang dikumpulkan itu dikemanakan?” tambahnya.
Untuk itu, dia meminta pemerintah melalui pihak kelurahan agar terbuka dan memberikan pemahaman kepada masyarakat. Jika tidak, akan terjadi gesekan di masyarakat saat bantuan dibagikan.
“Jika tidak ibaratnya mereka buang gula-gula kita yang berkelahi di bawah,” tukasnya.
Warga RT 03/RW 04 Kelurahan Sanggeng, Eduardus Borlap, menambahkan bahwa bantuan langsung tunai (BLT) yang sementara dibagikan kepada warga pun masih menggunakan data lama. Akibatnya, ada warga yang sudah jadi pegawai negeri pun masih menerima bantuan itu.
“Ini harusnya didata ulang lagi, bukan pakai data lama. Kalau tidak nanti warga baku cemburu, cemburu sosial,” sebutnya.
Warga lainnya, John Giay mengatakan bahwa data warga yang sudah diserahkan untuk menerima bapok dari pemda tidak termasuk keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) serta ASN.
Menurutnya, ada 71 kepala keluarga di RT 03. Dari jumlah itu, sembilan keluarga menerima PKH dan lima keluarga ASN.
Menanggapi itu, Kepala Kelurahan Sanggeng, Ferdy Lalenoh, mengatakan, data yang dipakai untuk penyaluran bantuan bapok dari pemda adalah data yang diberikan ketua-ketua RT.
“Data penerima bantuan sembako merupakan data yang berasal dari hasil pendataan yang dilakukan oleh RT/RW yang dikirim ke kelurahan dan selanjutnya diproses ke Pemda Kabupaten Manokwari melalui Dinsos ataupun Tim satgas Kabupaten Manokwari,” tegasnya.
Lalenoh menyatakan dirinya tahu persis daga warga penerima bantuan bapok. Sebab, data itu masuk ke kelurahan terlebih dahulu.
“Saya pastikan untuk data (penerima bantuan) sembako tidak ada RT yang hanya 3 KK. Kemungkinan itu keliru, jadi mungkin yang dimaksud adalah data BLT. Kalau data BLT bukan data dari kami tapi data dari Kemensos,” tegasnya lagi.
Dia menambahkan bahwa saat ini bantuan itu belum disalurkan. Sesui hasil rapat, bantuan bapok baru akan disalurkan kepada warga pada hari Jumat minggu ini.
“Jadi tolong diluruskan bahwa untuk sembako baru diserahkan hari Jumat besok. Kami baru selesai rapat, sembako baru disalurkan hari Jumat itu yang benar-benar bantuan sembako dari Pemda Kabupaten Manokwari. Mungkin yang mereka maksudkan itu BLT, yang datanya bukan dari RT/RW maupun kelurahan Tolong bantu diluruskan bahwa data sembako yang dari pemda sudah ada dan dipastikan tidak ada RT/RW yang penerimanya hanya 3 KK,” tandasnya. (SM7)