MANOKWARI, – Puskesmas Sowi berhasil menurunkan jumlah anak stunting di wilayah kerjanya dari sembilan anak menjadi dua anak. Keberhasilan ini dicapai setelah dilakukan intervensi selama tiga bulan atau 90 hari.
Kepala Puskesmas Sowi, Gerda Boseren, mengatakan, jumlah anak stunting keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Sowi ada sembilan anak. Kesembilan itu telah dilakukan intervnsi oleh Puskesmas Sowi.
“Diintervensi dalam 90 hari. Bulan pertama jumlahnya sembilan, bulan kedua turun menjadi empat, bulan ketiga turun menjadi 2,” ujarnya di Puskesmas Sowi, Jumat (29/9/2023).
Menurut Boseren, dua anak tersebut belum bebas dari stunting karena ada indikasi penyakit lain. Karena itu, keduanya kini masih dalam penanganan.
“Dua ini kenapa belum ada perubahan karena ada indikasi penyakit, TB Paru, sehingga masih dalam penanganan. Mereka sementara minum obat program, tetapi tetap akan diintervensi,” tegasnya.
Dalam intervensi anak-anak stunting, menurut Boseren, pihaknya bekerja sama dengan kader Posyandu dan PKK untuk menyiapkan makanan tambahan bergizi lalu didistribusikan kepada anak-anak stunting. Tidak hanya menndistribusikan, petugas juga harus memberi makan anak-anak stunting hingga selesai.
“Teknisnya intervensinya begini. Kami masak di satu tempat lalu didistribusikan kepada anak-anak stunting, memberikan mereka makan, dan ditunggu hingga selesai dimakan baru petugasnya kembali. Ini dilakukan bekerja sama dengan kader PKK dan kader Posyandu. Selesai intervensinya di bulan ini. Puji Tuhan, kami di Puskesmas Sowi dari sembilan anak tinggal dua anak saja,” imbuhnya.
Boseren menambahkan, faktor utama penyebab stunting di wilayah kerja Puskesmas Sowi yakni pola asuh, lingkungan, juga asupan gizi yang kurang.
“Ada banyak faktor. Walau daerah kota tapi ekonomi tidak bagus pasti akan menyebabkan anak stunting,” tukasnya.
Keberhasilan Puskesmas Sowi dalam intervensi anak-anak stunting menjadi role model bagi wilayah lain. Menurut Bupati Manokwari, Hermus Indou, Puskesmas Sowi menjai pilot project penanganan stunting di Kabupaten Manokwari.
“Pilot project ini sudah direplikasi oleh Puskesmas lain, sehingga dari 135 anak stunting di Kabupaten Manokwari kini tinggal 15 persen saja yang belum bebas dari stunting,” kata Hermus. (SM7)