MANOKWARI – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Kabupaten Manokwari tidak melepas peserta usai memberikan mereka pelatihan, tapi terus memberikan pendampingan bekerja sama dengan dunia usaha. Hal itu dimaksudkan agar setelah pelatihan, para peserta yang kebanyakan putra-putri Papua dapat terserap menjadi tenaga kerja sesuai keahlian masing-masing.
“Setelah pelatihan tidak lepas begitu saja peserta, tapi tetap didampingi instansi teknis terutama dari Dinas Nakertrans bekerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk mereka mengikuti pelatihan bidang perhotelan. Sebab beberapa kali pemerintah membiayai pelatihan, tapi setelah itu tidak didampingi, tapi dibiarkan untuk mencari pekerjaan sendiri-sendiri,” ujar Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo, ketika menutup pelatihan kerja dan peningkatan produktivitas tenaga kerja kejuruan perhotelan dan tata rias, di Swiss-belhotel Manokwari, Selasa (29/6/2021).
Menurut Budoyo, setelah pelatihan tersebut Dinas Nakertrans Manokwari harus terus mendampingi para peserta yang adalah putra-putri Papua dalam mencari pekerjaan. Dengan demikian, keterampilan yang diperoleh selama pelatihan tersalurkan.
“Itu yang kita harapkan,” tegasnya.
Menurut Budoyo, kegiatan pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan oleh lembaga pemerintah dalam kegiatan kantor. Hal itu guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan kerja, menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai, serta mewujudkan wirausaha muda yang sukses dan untuk mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Manokwari.
“Untuk itu, momentum pelaksanaan kegiatan yang sangat penting ini saya berharap para peserta tidak sekadar menjadi peserta yang baik dan kompoten dalam bidang masing-masing, tetapi saya berharap para peserta dapat dipakai oleh perusahaan yang membutuhkan dan dapat membuka lapangan kerja sendiri. Sekali lagi saya berharap dengan berakhirnya pelatihan ini, peserta mampu menjadi tenaga yang terlatih di bidangnya masing-masing. Kepada peserta diharapkan untuk sama-sama bertanggung jawab, terus berlatih secara baik, dan meneruskan pengetahuan yang telah diperoleh serta wajib untuk dipraktikkan,” tukas Budoyo.
Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Manokwari, Mukrianto menyampaikan pelatihan dimaksudkan guna meningkatkann kompetensi para pemuda-pemudi orang asli Papua (OAP) yang mencakup peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku dan menambah pengalaman di dunia industri maupun di dunia kerja. Diharapkan setelah pelatihan ini para peserta memiliki bekal dan berjiwa wirausaha mandiri maupun menjadi bekal untuk mencaari pekerjaan di dunia industri.
“Peserta dari awal 32 orang untuk dua kejuruan yakni tata rias dan perhotelan dengan masing-masing kejuruan sebanyak 16 peserta. Dan sampai selesai pelatihan peserta tetap 32 orang,” bebernya.
Pelaksanaan pelatihan masing-masing kejuruan, lanjut Mukrianto, berlangsung selama 10 hari. Khusus untuk kejuruan perhotelan, ada 10 peserta yang terpilih untuk melanjutkan magang di Swiss-belhotel Manokwari setelah selesai pelatihan.
“Khusus untuk kejuruan perhotelan sesuai dengan hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim Swiss-belhotel Manokwari, dari 16 peserta hanya 10 orang yang lanjut untuk magang selama 10 hari ke depan di Swiss-belhotel Manokwari. Diharapkan dengan magang ini peserta bisa memberi warna di Swiss-belhotel. Dengan demikian, ketika kita masuk ke Swiss-belhotel ini wajah Papua juga kelihatan,” tukasnya.
Turut hadir pada penutupan pelatihan itu yakni perwakilan dari Swiss-belhotel Manokwari; Asisten II Sekda Manokwari, Harjanto Ombesapu; dan Staf Ahli Bupati Manokwari Bidang Kemasyarakatan dan SDM, drg. Henri Sembiring. (SM7)