Gereja Tuhan Tidak Boleh Ada Perdebatan Agama di Kota Injil Manokwari

Tuhan

MANOKWARI – Manokwari merupakan ibukota Provinsi Papua Barat dan Ibukota Kabupaten Manokwari yang dikenal sebagai Kota Injil, dan Kota Peradaban bagi orang Papua sehingga gereja diharapkan tidak melakukan perdebatan agama di Kota Injil Manokwari.

Dikatakan Bupati Manokwari Hermus Indou, Lalang dan Gandum akan tumbuh bersama, namun Tuhan melarang mencabut Lalang pasalnya Gandum akan ikut tercabut. Persoalan mencabut itu adalah haknya Tuhan, gereja sebaiknya berfokus pada pelayanan pekerjaan Tuhan demi peningkatan iman, bukan mengurus agama lain atau berdebat masalah agama.

Bacaan Lainnya

“Sekalipun Manokwari sebagai Kota Injil, bukan berarti hanya kita yang berhak hidup di kota ini, agama lain tidak boleh, semua agama bisa bertumbuh di Manokwari, gereja pun lebih banyak lebih bagus, yang penting jangan saling mengganggu atau berdebat,” Ungkap Hermus Indou dengan nada yang penuh semangat, saat memberikan sambutan pada SMD GBI se-Manokwari Raya, Selasa (25/5/2021).

Lanjut Hermus, Tuhan telah mempercayakan apa yang dapat dikerjakan gereja, sehingga tidak ada waktu untuk melakukan perdebatan atau mengusik agama lain.

“Terlalu banyak pekerjaan Tuhan yang harus kita lakukan di Kota Manokwari melalui berbagai program yang disusun oleh gereja. Mari kita fokus dengan pekerjaan kita,” katanya.

Bahkan untuk mendukung kegiatan keagamaan di Kabupaten Manokwari, tutur Hermus, pemerintah dibawa kepemimpinannya, melalui Peraturan Bupati (Perbup) total APBD akan disisikan sepuluh persen.

“Inilah bentuk perhatian pemerintah Kabupaten Manokwari bagi keagamaan yang ada, kami sisikan 10 persen dari total APBD untuk tunjang kegiatan keagamaan,” katanya.

Baca Juga:  Tindak Lanjuti Hasil Pertemuan dengan Presiden, Bupati Hermus Bertemu Dirjen Bina Marga dan Cipta Karya

Diakui Hermus, sekalipun APBD Kabupaten Manokwari hanya 1,3 triliun, dengan jumlah pegawai yang cukup banyak serta berbagai sektor perlu mendapatkan perhatian, sepuluh persen dari APBD wajib diambil untuk kepentingan keagamaan, karena agama begitu penting dan memiliki peran strategis terhadap pembinaan mental dan spiritual masyarakat dan hal tersebut menjadi kontribusi keagamaan dalam pembangunan daerah.

Hermus berharap GBI di Kabupaten Manokwari terus mendukung program pemerintahan yang ada, dan pemerintah juga akan selaku memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan gereja.

“Kita saling membangun dan bersinergi, sehingga Manokwari semakin maju,” tandasnya (SM13).

Pos terkait