MANOKWARI – Bupati Manokwari, Demas Paulus Mandacan membuka Festival Rebana Klasik dan Albanjari di SP-3 Distrik Prafi, Rabu (18/3/2020). Di kesempatan itu, Bupati mengatakan, kesenian rebana klasik dan albanjari sebagai media dakwah merupakan salah satu kesenian khas Islami yang mendapat tempat di hati umat Islam.
“Karena kesenian khas Islami ini adalah salah satu langkah strategis untuk menyiarkan agama Islam, sehingga dapat membangun mental spiritual guna meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah,” katanya.
Menurutnya, Islam sangat menjunjung tinggi seni terlebih ketika seni dibentuk untuk meningkatkan gairah budaya dan pendidikan.
“Oleh karena itu, festival ini dapat dijadikan momentum untuk membangun keunggulan seni yang bernapaskan kerohanian masyarakat dan memperkokoh sendi-sendi moral dan sipiritual kehidupan umat, masyarakat, bangsa dan negara, khususnya di Kabupaten Manokwari,” ujarnya.
Bupati Demas juga berharap festival tersebut menjadi ajang silaturahmi, melestarikan seni Islam, serta memotivasi para remaja dalam mencegah hal-hal yang dapat merusak moral dan mendukung sanggar seni Islam untuk selalu berkiprah agar kesenian Islam tetap berkiprah di temgah era global.
Ketua Majelis Riadlul Jinan, Siswanto, mengatakan, festival dilaksanakan di Pondok Pesantren Salafiyah SP-3, Distrik Prafi. Kegiatan itu dalam rangka dismaulidiyah sholawat riadlul jinan. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari mulai Rabu (18/3/2020), itu puncaknya pada hari Minggu (22/3/2020).
“Pesertanya sebanyak 35 regu putra dan putri baik dewasa maupun anak-anak,” katanya saat menghubungi suaramandiri.co.
Dia juga mengaku kegiatan itu juga disuport oleh Pemkab Manokwari serta dukungan dari semua pejabat tingkat distrik se-dataran Warmare, Prafi, Masni dan Sidey (Warpramasi). (SM7)