Manokwari – Calon Bupati Manokwari, Hermus Indou, menjawab sejumlah isu negatif yang sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan dirinya. Jawaban atas isu-isu tersebut disampaikan Hermus pada kampanye di Swapen Bahari, Kamis (10/10/2024).
Menurut Hermus, pada tahun 2023 terjadi turbulensi pada APBD Kabupaten Manokwari karena penyerahan kewenangan penyelenggaraan urusan SMA/SMK dilimpahkan oleh Pemprov Papua Barat tanpa diikuti pelimpahan anggaran.
Pelimpahan itu terjadi ketika APBD sudah ditetapkan, sehingga mengganggu pelaksanaan program yang sudah ditetapkan.
“Tapi kita harus menyelamatkan 18 SMA dan 8 SMK karena anak-anak kita berseokah di situ. Kalau saya tidak ambil risiko, semua sekolah itu ditutup dan anak-anak kita tidak bisa bersekolah,” tegasnya.
Hermus juga menjelaskan terkait tudingan peminjaman dana dari Bank Papua. Hermus mengatakan bahwa Pemkab Manokwari memang meminjam dana dari Bank Papua.
“Tetapi peminjaman itu untuk membebaskan lahan untuk pembangunan Pasar Sanggeng. Kita harus mengeluarkan uang Rp65 miliar untuk memindahkan permukikan di situ supaya Pasar Sanggeng dibangun. Kalau pembebasan lahan tidak dilakukan, alokasi anggaran dari APBN juga tidak akan turun karena lahan belum siap,” tegasnya.
Menurut Hermus, Pasar Sanggeng dibangun dengan dana dari APBN. Namun anggaran itu tidak datang dengan sendirinya, tapi harus diperjuangkan karena bersaing dengan semua kabupaten/kota di Indonesia.
“Kita bersaing dengan 500 lebih kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk bisa mendatangkan program dari pusat ke kabupaten Manokwari. Kalau Anda duduk saja dan berharap program turun dari pusat, tidak ada program yang turun,” katanya.
Hermus menyatakan, dirinya harus meyakinkan pemerintah pusat agar menurunkan program ke kabupaten Manokwari. Jika tidak bisa memberikan keyakinan, jangan bermimpi program diturunkan dari pemerintah pusat ke kabupaten Manokwari.
“Karena yang datang ke sana bukan hanya kita tapi dari seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia,” sebutnya.
Pasar Sanggeng dan sejumlah proyek strategis di kabupaten Manokwari yang dibiayai dari APBN sudah hampir rampung. Karena itu, Hermus berharap HERO mendapatkan kepercayaan lagi untuk melanjutkan dan menyelesaikan pembangunan tersebut.
“HERO datang dengan program yang tidak abal-abal, tapi kita sudah lakukan dan mau lanjutkan,” katanya.
Selain Pasar Sanggeng, ada juga pembangunan Ruang Terbuka Publik (RTP) Borarsi. Pembangunan RTP Borarsi menggunakan APBN, namun Pemkab Manokwari bertanggung jawab untuk membebaskan lahan.
“Itu juga kita butuh uang Rp70 miliar untuk membebaskan lahan di situ. Uang itu dari APBD Kabupaten Manokwari yang salah satu sumbernya adalah pinjaman tadi,” ungkapnya.
Pinjaman tersebut, lanjut Hermus, juga untuk membiayai dana aspirasi DPRDDPRD yang tujuannya untuk melayani masyarakat kabupaten Manokwari.
“Kalau ada mantan anggota DPRD yang menyoroti saya, dia punya aspirasi juga sudah dilayani. Coba tanya, dia punya kerukunan dapat hibah dari Pemkab Manokwari atau tidak,” katanya.
Hermus menegaskan, dirinya mengungkap kebenaran itu agar tidak ada lagi yang menyorotinya. HERO, katanya, memperjuangkan kebenaran bukan mencari kesalahan orang lain.
Hermus menambahkan, jika HERO dipercaya lagi, maka ada proyek-proyek spektakuler lain yang dihadirkan untuk mengubah wajah Manokwari sebagai ibukota Papua Barat dan pusat peradaban di tanah Papua.
Proyek-proyek spektakuler itu di antaranya pembangunan Pasar Wosi, pembangunan terminal bandara dengan lima garbarata, pembangunan sejumlah underpass, dua jembatan megah yang salah satunya adalah Jembatan Pepera, jalan dua jalur dari bandara yang menghubungkan Jalan Trikora Wosi.
Di samping itu, akan dilakukan penataan Pulau Mansinam dan Taman Wisata Alam Gunung Meja, pembentukan Kota Madya Manokwari.
“Kami pastikan dalam kepemimpinan HERO akan menghadirkan DOB Kota Madya Manokwari dan otomatis Kabupaten Manokwari otomatis pindah ke dataran Warpramasi,” tandasnya. (SM7)