Jembatan Rendani akan Jadi Ikon Kota Manokwari

Asisten I Sekda Manokwari, Wanto, membuka konsultasi publik pembangunan Jembatan Rendani, Rabu (3/3/2021).

MANOKWARI – Balai Pelaksana Jalan Papua Barat akan membangun Jembatan Bandara Rendani. Jembatan tersebut akan menjadi ikon Kota Manokwari.

Asisten I Sekda Kabupaten Manokwari, Wanto, mengatakan, jembatan tersebut akan menghubungkan Wosi dan Rendani. Panjangnya mencapai 1,7 kilometer.

“Jembatan lingkar itu dari Beringin ke Rendani,” ujar Wanto ketika mewakili Bupati Manokwari membuka kegiatan konsultasi publik pembangunan jembatan tersebut.

Konsultasi publik digelar di gedung Sasana Karya Kantor Bupati Manokwari, Rabu (3/3/2021).

Wanto meminta masyarakat yang akan terdampak pembangunan tersebut memberikan dukungan agar pembangunan bisa terlaksana.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Papua Barat, Abdulatief Suaeri, mengatakan, salah satu prinsip pembangunan adalah berwibawa. Membangun sesuatu yang bagus apalagi menjadi ikon akan membuat masyarakat daerah itu menjadi berwibawa.

Manokwari, kata dia, sudah berwibawa dengan sebutan Kota Injil. Dengan pembangunan Jembatan Rendani, Manokwari akan lebih berwibawa.

Menurutnya, pembangunan Jembatan Rendani juga akan menjadi ikon Kota Manokwari. Bahkan, kata dia, Gubemur Papua Barat menyebut jembatan tersebut akan menjadi salah satu ikon terbaik.

Karena itu, dia mengajak seluruh masyarakat terutama masyarakat sekitar agar mendukung pembangunan tersebut.

“Kalau Jayapura terkenal dgn jembatan merah. Kita juga pasti bisa. Bisa jadi jembatan biru atau apakah. Mudah-mudahan dalam konsultasi ini dapat masukan untuk susun kerangka acuan,” tukasnya.

Kepala Balai Pelaksana Jalan Papua Barat, Mauludin Said Latar, mengatakan, suatu daerah dianggap maju dan berkembang ukurannya bukan dari gedung perkantoran atau pertokoan yang bertingkat. Tapi ukurannya pada pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan.

“Kalau jalan bagus dan lebar, daerah itu dianggap maju dan berkembang,” sebutnya.

Awalnya, kata dia, pembangunan Jembatan Rendani dari polisi tidur 13 ke Rendani. Namun dari sisi teknis akan berdampak langsung terhadap masyarakat.

Baca Juga:  Pemkab Manokwari Launching Penyaluran Bantuan Sembako dan PKH Triwulan I 2023

Karena itu, menurut dia, pembangunan itu dimulai dari Beringin ke Rendani. Itu juga karena mempertimbangkan sisi lingkungan. Selain itu, dengan menghubungkan Beringin dan Rendani tidak terlalu membebani pemerintah daerah dengan biaya Pembebasan lahan.

“Kalau dari polisi tidur 13 cost sosial kemasyarakatan jauh lebih tinggi kalau bangun lewat belakang,” ujarnya.

Pihaknya, kata dia, merancang struktur bangunan agar tidak berdampak pada masyarakat. Jembatan sepanjang 1,7 kilometer itu juga dirancang baik agar sirkulasi air laut lancar.

Dia meminta masyarakat mendukung pembangunan tersebut.

“Dengan kerendahan hati mohon dukungan masyarakat terutama tokoh-tokoh dan sesepuh. Mohon dukungan bapak ibu sekalian terhadap pembangunan jembatan ini,” pungkasnya. (SM7)

Pos terkait