Julukan ‘Manokwari Kota Injil’ Buat Warga Tidak Takut Corona, Tokoh Agama Diminta Berperan

Suasana rapat pembahasan persiapan Adaptasi Hidup Baru. (Foto:SM7)

MANOKWARI – Perkembangan di Papua Barat sejak Covid-19 sampai saat ini normal saja, tidak ada perubahan. Masyarakat dibagikan masker pun tidak menggunakannya.

“Sampai pernah ada yang kita bagi masker, ‘aduh anak ini sudah satu kantong plastik ini’. Artinya masker ini sudah banyak yang bagi. Tetapi masyarakat tidak mau menggunakan masker,” ujar Ketua FKPPI Provinsi Papua Barat, Samy Saiba, dalam pertemuan persiapan Adaptasi Hidup Baru bersama Forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, dunia usaha dan perguruan tinggi, serta Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua Barat di Aston Niu Hotel Manokwari, Senin (15/6/2020).

Bacaan Lainnya

Dia mengungkapkan bahwa di Papua Barat masyarakat hanya takut dengan Tuhan. Mereka tidak takut dengan yang lain-lain. Oleh karena itu, dibutuhkan peran tokoh agama.

“Tolong sampaikan bahwa negara-negara yang maju saja, yang teknologinya canggih saja begitu. Seringkali kami bagi masker masyarakat sampaikan ‘anak ini Kota Injil’. Jadi tolong tokoh agama sampaikan kepada jemaat. Jangan kita berpatokan bahwa kita Kota Injil jadi Covid-19 tidak bisa tembus. Ini yang kemudian jadi momok bagi rakyat, bagi masyarakat yang kemudian tidak mau menggunakan masker dan menjaga pola kesehatan,” katanya.

Menurutnya, Gubernur Papua Barat sudah mengeluarkan ultimatum kepada  masyarakat untuk mawas diri dan menggunakan masker. Akan tetapi masyarakat tidak mau menggunakannya.

“Karena itu, hari ini kami minta kepada tokoh agama, kepala-kepala suku, tolong berperan. Karena kami pemuda juga sudah berjalan, tetapi bahasa yang kami terima seperti begitu. Karena itu, mungkin kita cari pola yang lain,” tandasnya.

Baca Juga:  Ruang Isolasi RSU Manokwari Penuh, Pasien Covid Dirawat di Selasar

Kepala Suku Biak di Manokwari, Petrus Makbon, mengaku tidak takut pada Covid-19. Yang ditakutinya adalah 19-8-19.

“Saya ini tidak takut dengan Covid-19. Kasusnya sekian, yang sembuh sekian. Berarti kerja keras pemerintah provinsi sungguh luar biasa. Jadi apresiasi kepada Bapak Gubernur dan Forkopimda. Yang saya takut di sini adalah 19-8-19. Itu yang saya takut. Jadi Covid-19 saya tidak takut, 19-8-19 itu yang saya takut,” tukasnya. (SM7)

Pos terkait