Manokwari – Yayasan Kalbu Atma Winaya (Kalaway Institute) mengharapkan kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia semakin menguatkan persaudaraan antarumat beragama dan berkeyakinan, juga mendorong semangat toleransi semakin mengakar di seluruh lapisan masyarakat.
Pendiri Kalaway Institute, Nanny Uswanas, memandang kedatangan pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma bagai oase di tengah dunia yang dilanda isu perpecahan global, ekstremisme, intoleransi, dan ujaran kebencian yang mengancam nilai-nilai kemanusiaan universal.
“Kami melihat sosok Paus Fransiskus membawakan keindahan toleransi, keberagaman, dan perdamaian dari Indonesia kepada dunia,” kata Nanny.
Menurut perempuan jebolan Himpunan Mahasiswa Islam Bastra-38 Jayapura ini, kedatangan Paus Fransiskus ke negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, merupakan langkah besar yang sangat positif dalam memperkuat pesan toleransi dan perdamaian dunia.
Ini bukan hanya sebuah kunjungan, tambah Nanny, melainkan juga simbol penting dalam menunjukkan bahwa perbedaan agama dan keyakinan bukanlah penghalang untuk saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai.
Dalam konteks ini, Kalaway Institute, sebagai lembaga yang berfokus pada isu toleransi di Indonesia yang digaungi oleh anak muda dari berbagai latar belakang suku, ras, dan agama, dengan gembira menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.
“Kami terinspirasi oleh Deklarasi Human Fraternity for World Peace and Living Together yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Ahmed Al-Tayeb pada tahun 2019,” tegas Nanny.
Dokumen ini menjadi landasan bagi Kalaway Institute dalam membangun Sekolah Toleransi yang bertujuan menanamkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan sejak dini di kalangan anak-anak dan remaja Indonesia.
Paus Fransiskus pernah menyampaikan bahwa meskipun peradaban modern telah mencapai kemajuan besar dalam berbagai bidang seperti sains, teknologi, dan industri, namun nilai-nilai moral dan tanggung jawab spiritual sering kali terabaikan.
Hal ini telah menimbulkan perasaan frustrasi, keterasingan, dan keputusasaan yang menjadi lahan subur bagi berkembangnya ekstremisme dan intoleransi. Sejarah telah membuktikan bahwa ekstremisme agama dan intoleransi telah menyebabkan banyak penderitaan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Dalam era media sosial saat ini, ujaran kebencian dan pesan-pesan intoleran dengan cepat menyebar dan menjadi ancaman nyata bagi persatuan bangsa.
Untuk mengatasi hal ini, Kalaway Institute yang terinspirasi oleh pesan Paus Fransiskus, berkomitmen untuk terus mengembangkan Sekolah Toleransi sebagai upaya untuk membangun generasi yang lebih menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
“Kami berharap, dengan kedatangan Paus Fransiskus, persaudaraan antarumat beragama di Indonesia semakin erat, dan semangat toleransi dapat semakin mengakar di seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Nanny. (SM7)