Kasus Kronis Filariasis di Manokwari Mencapai 142 Kasus

Kasus Kronis Filariasis, Manokwari, Suaramandiri
Kabid P2P Dinas Kesehatan Manokwari.

MANOKWARI – Saat ini tidak terdapat kasus baru filariasis di Manokwari. Hanya saja masih ada kasus kronis filariasis sebanyak 142 kasus.

Untuk mencegah bertambahnya kasus, sejak empat tahun lalu dilakukan pemberian obat filariasis massal kepada masyarakat. Sayangnya, tidak semua sasaran mendapatkan obat filariasis.

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen Rantetampang, mengemukakan, kasus filariasis dibagi dalam dua jenis yakni kasus kronis dan kasus baru. Kasus baru artinya masih ada penularan-penularan. Sedangkan kasus kronis itu adalah penyakit filariasis yang sudah lama dan proses penyembuhan agak sulit dilakukan.

Yang bisa dilakukan untuk kasus kronis adalah merawat daerah-daerah tubuh yang terdampak. Sedangkan untuk kasus baru, kata dia, harus secepatnya diobati agar tidak menularkannya pada orang lain melalui nyamuk sebagai vektornya.

Dikatakannya, saat ini belum ada ksaus baru filariasis. Namun, ada kasus kronis sebanyak 142 kasus yang tersebar di Kabupaten Manokwari.

“Kantong-kantongnya itu ada di Sidey, Masni, dan Tanah Rubuh. Bahkan daerah Maripi pantai juga ada,” ujar Rantetampang di ruang kerjanya.

Untuk mencegah bertambahnya kasus filariasis, menurut dia, sejak empat tahun lalu dilakukan pemberian obat filariasis massal. Terakhir dilakukan pada bulan Oktober 2020.

Untuk tahun 2020, lanjutnya, dari jumlah penduduk Kabupaten Manokwari sebanyak 170.897 orang, sasaran pemberian obat filariasis sebanyak 145.282 orang.

Hanya saja, kata dia, dari jumlah sasaran tersebut capaiannya hanya sebesar 85,76 persen atau sebanyak 124.570 orang.

Baca Juga:  Perayaan Idul Adha tanpa Gangguan, Bupati Hermus: Harus Dilestarikan sebagai Modal Akselerasi Pembangunan

“Itu yang pelayanan terakhir bulan Oktober pemberian obat filariasis secara massal,” sebutnya.

Belum tercapainya semua sasaran pemberian obat filariasis, menurut Rantetampang, terkendala pada mobilisasi masyarakat. Sangat sulit mengumpulkan masyarakat apalagi di masa pandemik Covid-19 saat ini.

Pihaknya, kata dia, sudah berupaya dari rumah ke rumah untuk memberikan obat filariasis. Namun, hingga terakhir capaiannya sebesar 85,76 persen dari jumlah sasaran. Padahal, jika semakin banyak yang memperoleh obat, maka semakin banyak pula masyarakat yang terlindungi.

Rantetampang menambahkan bahwa tahun depan sudah masuk dalam penilaian untuk menentukan daerah-daerah mana yang akan diperiksa sampel darahnya. Pemeriksaan sampek darah itu untuk memastikan apakah masih ada cacing filariasis di dalamnya atau tidak.

“Kalau misalnya sudah tidak ada, itu nanti akan ada lagi survei untuk memastikan bahwa nanti Manokwari bebas filariasis, tidak ada kasus,” tukasnya. (SM7)

Pos terkait