MANOKWARI, – Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) Manokwari menggelar syukuran di Mansinam Hotel Manokwari, Jumat (30/6/2023). Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kepahlawanan Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (Dr. GSSJ) dirangkai dengan HUT Kerukunan Keluarga Kawanua ke-52.
Syukuran diawali dengan ibadah dihadiri Penjabat Gubernur Papua Barat yang diwakili Karo Pemerintahan Setda Provinsi Papua Barat, Agus Rumbino, Bupati Manokwari, Hermus Indou serta ratusan warga Kawanua di Manokwari.
Dalam kesempatan itu dibacakan sejarah berdirinya Kawanua Manokwari. Dalam sejarahnya disampaikan Kawanua dalam bahasa Minahasa sering diartikan sebagai penduduk negeri atau wanua-wanua yang bersatu atau Mina-Esa (orang Minahasa). Kata Kawanua telah diyakini berasal dari kata Wanua. Karena kata Wanua dalam bahasa Melayu tua (proto Melayu), diartikan sebagai wilayah pemukiman. Mungkin karena beberapa ribu tahun yang lalu, bangsa melayu tua telah tersebar di seluruh wilayah Asia tenggara ke kepulauan pasifik. Setelah mengalami perkembangan sejarah yang panjang, maka pengertian kata Wanua juga mengalami perkembangan. Tadinya kata Wanua diartikan sebagai wilayah pemukiman, kini berkembang menjadi Desa, negeri bahkan dapat diartikan sebagai Negara, Sementara dalam bahasa Minahasa, kata Wanua diartikan sebagai Negeri atau Desa. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan kata Kawanua memiliki dua unsur yaitu: 1. Ro’ong atau negeri 2. Taranak atau penduduk. Ro’ong itu sendiri memiliki Unsur Wale artinya Rumah dan Tana, kata tana dalam Bahasa Minahasa punya arti yang luas yaitu mencakup Talun (hutan) dan Uma (kebun atau Kobong).
Ketua K3 Manokwari, Debby Pangemanan dalam sambutannya menuturkan Dr Sam Ratulangi merupakan sosok yang dikenal dengan filosofinya yakni ‘Si Tou Timou Tumou Tou’ yang artinya manusia yang dilahirkan dan hidup adalah manusia yang mampu mandiri dan bertanggung jawab untuk memanusiakan manusia lain.
Wujud konkrit dari falsafah ini adalah sebagai warga Kawanua di tanah rantau harus menerima dan menghormati serta menghargai sesama.
“Saya mengajak kita sekalian sebagai warga Kawanua di tanah rantau, bersatu padu, bergandeng tangan, bahu membahu, baku dengar baku sayang, saling menghargai. Mari kita jadikan momen peringatan pahlawan Sam Ratulangi dan Hari Ulang Tahun Kerukunan Kawanua Manokwari ke-52 untuk menginstropeksi diri, sudahkah menjadi Sam Ratulangi di masa kini, yang hidup dan menghidupkan orang lain. Kita harus jawab pasti bahwa sudah tapi masih perlu ditingkatkan lagi ke depan,” katanya mengingatkan.
Komunikasi dan sinergitas yang sudah terjalin,tutur Debby, dapat terus ditingkatkan, di pupuk dan di rawat dalam bingkai kehidupan bermasyarakat dan menjadikan keberagaman untuk membangun diri, membangun tanah rantau kita yang adalah rumah kita bersama karena torang semua basudara.
“Dewan pengurus daerah K3 Manokwari periode 2023-2028 baru seumur jagung karena baru dilantik 5 April 2023 lalu, sehingga saya sebagai ketua mewakili pengurus masih sangat membutuhkan arahan serta dukungan Penjabat Gubernur dan Bupati Manokwari, pengurus serta para tua-tua Kawanua dan masyarakat Kawanua Manokwari,” harapnya.
Rangkaian kegiatan seperti sosial, seni dan olahraga dilakukan dalam rangka menyongsong Hari Pahlawan GSSJ Ratulangi dan HUT K3 Manokwari.
“Ada lomba mewarnai, makan kerupuk bagi anak-anak, lomba vokal grup antar rukun dan tenis meja, bulu tangkis dan catur dan ziarah ke makam taman Pahlawan,” kata Ibor Boy Leleh dalam laporannya sebagai Ketua panitia.
Pembagian kue khas Kawanua disajikan sebagai penganti Kue Ulang Tahun dan puncak syukuran yang dimakan bersama-sama bukan saja dengan warga Kawanua tetapi Suku Papua dan Suku Nusantara. (SM)