Kunjungan Wapres Jadi Tonggak Bersejarah bagi Petani Sawit di Papua Barat

Petani Kelapa Sawit

MANOKWARI, – Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menyambut baik kunjungan Wakdi Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, untuk meninjau kegiatan peremajaan sawit rakyat yang sudah berhasil tertanam seluas 2.044 Ha sekaligus menyaksikan penyerahan Rekomendasi Teknis (Rekomtek) PSR dan pabrik sawit petani dari Direktur Jenderal Perkebunan kepada Koperasi Produsen Arfak Sejahtera di Kampung Wasegi, Distrik Prafi, Manokwari, Gari Papua Barat, Sabtu (15/7/2023).

“APKASINDO sebagai organisasi petani kelapa sawit terbesar di Indonesia telah mengajukan pendirian pabrik kelapa sawit untuk petani sebagaimana amanah Presiden Jokowi dan dipertajam melalui audiensi dengan Bapak Wakii Presiden RI sebanyak dua kali untuk melaporkan perkembangan sawit rakyat di seluruh Indonesia termasuk capaian program BPDPKS tersebut,” kata Ketuq Umum APKASINDO, Gulat ME Manurung,

Bacaan Lainnya

Gulat menjelaskan, penyerahan Rekomendasi Teknis Pabrik Sawit Koperasi Petani dan PSR merupakan tonggak sejarah baru bagi perkebunan sawit petani di Papua Barat. Terkhusus pabrik sawit koperasi petani telah tama ditunggu-tunggu kehadirannya karena selama ini petani sawit menjual hasil panen kepada pabrik di luar Manokwari yang jaraknya puluhan kilometer.

Akibatnya, kata dia, petani mendapatkan harga harga buah segar (TB) sawit yang sangat rendah dan kualitas TBS akan menurun karena pengiriman buah sawit petani dari kebun sampai pabrik paling lama 2×24 jam. Namun dengan kondisi tersebut TBS baru dapat dikirim ke pabrik sawit sampai 4 hari.

Gulat menjelaskan, kapasitas olah pabrik sawit yang akan dibangun sebesar 15 ton TBS/jam yang dapat ditingkatkan menjadi 30 ton TBS per jam. Kapasitas pabrik sawit sebesar 15 ton TBS/jam dengan pertimbangan kemampuan kebun sawit yang produktif untuk memasok TBS sebagai bahan bakunya.

“Jika nantinya semua lahan Koperasi Produsen Arfak Sejahtera sudah diremajakan dan memasuki fase tanaman produktif, kapasitas pabrik sawit dapat diungkatkan menjadi kapasitas 30 ton TBS per jam,” urainya.

Adapun kebutuhan dana pembangunan pabrik sawit milk Koperasi sebesar Rp 80 miliar. Dari jumlah tersebut, BPDPKS menyiapkan dana untuk pembangunan.

“Kekurangannya akan dipinjam oleh koperasi ke salah satu bank milik pemerintah melalui KUR,” ungkapnya.

Koperasi Produsen Arfak Sejahtera sedang mengikuti Program Peremajaan Sawit Rakyat yang memanfaatkan Dana Hibah dari BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawnt) sebesar Rp 30 juta per ha. Saat Ini sudah

Menerima Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 1044 Ha atau senilai Rp60 miliar yang dimulai tahun 2020 (252 ha), tahun 2021 (928 ha) dan tahun 2022 (864 ha).

Koperasi Produsen Arfak Sejahtera memiliki lahan sawit seluas 9.400 Ha terdiri dari TanamanMenghasilkan (TM) seluas 3 100 ha dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 2.044 ha sehingga total potensi kebun sawit yang produktif seluas 5 144 ha Sedangkan kebun sawit perlu diremayakan melalui Program PSR selanjutnya seluas 4 256 ha.

Ketua Koperasi Produsen Arfak Sejahtera, Paila Dorteus, berterima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Wakil Presiden, Kementerian Pertanian, BPDpxs, Bupati Manokwari, Pj Gubernur Papua Barat dan tentunya APKASINDO yang terus mendampingi petani sawit Papua Barat untuk PSR dan pendirian pabrik kelapa sqwit.

“Dengan segala keterbatasan kami, tanpa bapak-ibu sekatian mustahil bagi kami untuk mendirikan pabrik sawit. Kami berjanji akan menjadikan pabrik sawit ini sebagai teladan bagi semuapetani sawit, sehingga akan menambah semangat seudara kamu petani sawit yang tersebar dari Aceh sampai Papua,” ujar Paiki. (SM)

Pos terkait