BINTUNI – Kasus penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap 14 orang warga sipil pekerja proyek jalan Trans Papua di wilayah Moskona Barat menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, salah satunya datang dari Yustina Ogoney, Tokoh Perempuan Suku Moskona yang juga sebagai Ketua Pemuda Katolik Komda Papua Barat (3/10/2022).
“Bagi saya, terlepas dari alasan apapun peristiwa ini tidak bisa diterima; ini perbuatan terkutuk, para korban dibantai secara sadis. Tidak hanya dibunuh, tapi mereka (KKB) juga membakar para korban” tutur Yustina yang juga merupakan Kepala Distrik Merdey (salah satu Distrik di Wilayah Moskona, Red)
Lebih lanjut, Yustina mendesak agar aparat gabungan TNI/POLRI segera mengejar dan menangkap para KKB.
“Aparat TNI/POLRI harus bergerak cepat mengatasi persoalan ini, selain mengejar para pelaku, saya juga minta agar aparat mengendalikan situasi yang berkembang di tengah masyarakat,” Ungkap Ogoney.
Menurut Yustina, peristiwa tersebut memunculkan trauma dan ketakutan di tengah masyarakat. Tidak hanya di Wilayah Moskona, tetapi di Kabupaten Teluk Bintuni, bahkan Papua Barat secara keseluruhan.
“Akibat peristiwa tersebut, banyak tenaga guru dan tenaga medis yang bertugas di kampung-kampung ketakutan sehingga akhirnya harus meninggalkan tempat tugas dan kembali ke kota; juga para pekerja jalan dan jembatan yang begitu mendengar peristiwa tersebut langsung meninggalkan lokasi pekerjaan mereka, akhirnya jalan serta jembatan yang merupakan fasilitasi umum terhambat pengerjaannya,” Jelasnya.
Usai peristiwa tersebut, banyak kabar Hoax yang beredar di tengah masyarakat, sehingga Yustina meminta aparat POLRI segera mengendalikannya.
“Khusus aparat POLRI, saya minta harus mengendalikan berita-berita Hoax yang berkembang, yang semakin menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, ini harus cepat dikendalikan,” ucap Yustina.
“Saya menghimbau kepada saudara/I sekalian yang ingin memperjuangkan aspirasi serta keinginannya agar dapat dilakukan melalui jalur-jalur yang telah diberikan lewat undang-undang, karena kekerasan hanya akan menghadirkan kekerasan lainnya dan akhirnya nilai kemanusiaan tidak akan lagi bernilai,” tutup Yustina. (SM)